source: Rumah Pintar Kembahr
Untuk jiwaku, yang sekarang sedang gundah, yang sekarang sedang gelisah…
Gelisah karena kau ingin segera tahu nasibmu kelak.. Apakah kau bisa membahagiakan keluargamu atau tidak? Apakah kau bisa membahagiakan orangtuamu atau tidak? Apakah kau bisa membahagiakan orang terkasihmu atau tidak?
Sabarlah wahai jiwaku, upaya hari ini memang bukan untuk kau tuai hari ini. Kau diciptakan untuk jadi orang besar, untuk jadi penerang disekitarmu, karena sebagian cahaya ada dalam dirimu.
Jiwaku yang sedang berhenti dan bingung.
Jika kau memang mau, berhentilah sejenak, nikmati kesedihanmu, rasakan kelelahanmu. Karena mungkin selama ini aku memaksamu terlalu keras. Tapi aku minta, jangan terlalu lama, karena aku membutuhkanmu, temanku membutuhkanmu, orang-orang terkasihmu membutuhkanmu.
Mereka rindu dengan diriku yang telah kau buat menjadi hebat, menjadi besar, menjadi pemimpin atau pemberani yang sering mereka lihat selama ini. Mereka ingin bertemu lagi dengan diriku yang telah kau buat menjadi penyemangat bagi orang lain, inspirator bagi kawan dan juga mentor bagi diriku sendiri dan orang terdekatku.
Selamat menikmati waktu istirahatmu wahai jiwaku… esok atau mungkin lusa atau mungkin kelak hari, ketika kau sudah siap menemaniku lagi, aku akan menyambutmu dengan diri yang lebih bijak dan tangguh, diri yang tak banyak mengeluh dan lebih mawas.
Dan saat itu, kau bisa menemaniku lagi untuk berbuat sesuatu hal yang membuat orang berdecak kagum. Dan saat itulah kita bisa menunggu hasil kerja kita dan kita tuai bersama hasilnya.
Dari Diriku..untukmu Jiwaku…
In order to get something, you have to sacrifice something equal.
Pernah dengar quote diatas? Bagi yang belum pernah dengar, quote diatas merupakan postulate (kalau boleh saya menganggap demikian) untuk melakukan transmutasi benda dalam dalam Full Metal Alchemist. Apakah saya akan memberikan langkah-langkah untuk melakukan transmutasi pada postingan kali ini? Tentu saja tidak. Selain karena saya bukan pendukung Mr. Lamarck dengan teorema transmutasi makhluk hidupnya, saya juga tidak terlalu menguasai dengan segala yang berhubungan dengan biologi. Lalu apa yang akan saya bahas disini? Kebenaran dari postulate di atas! Tentu diluar aspek alkimia dan sejenisnya.
Saya teringat lagi dengan quote diatas (salah satu quote favorit saya) ketika beberapa teman saya meminta bantuan untuk mengerjakan tugas mereka. Permintaan mereka sama, bagaimana agar tugas itu selesai, namun pengorbanan yang dilakukan tentu saja berbeda. Saya mengklasifikasikan menjadi 3 macam:
- Buddy. Jenis yang pertama ini memanfaatkan pertemanan untuk keuntungan mereka. Biasanya mereka akan meminta dengan muka memelas untuk dibantu mengerjakan tugas. Parahnya, pada akhirnya saya bukan sebagai advisor, yang memandu mereka dalam mengerjakan tugas. Tapi sebagai orang yang mengerjakan tugas itu sendiri. Dan rata-rata orang indonesia masuk ke dalam kategori ini. Apa yang mereka dapat? Nilai. Selebihnya? Nothing. Dan percayalah, tugas boleh jadi selesai, tapi pada saat exam, saya hampir yakin mereka akan kesusahan.
- Client. Tipe yang satu sedikit lebih baik dari tipe pertama. Setidaknya mereka memberikan imbalan untuk apa yang saya lakukan. Akan tetapi sama seperti tiper pertama, mereka tidak akan mendapatkan ilmu apapun dari tugas tersebut. Rata-rata orang Arab masuk ke dalam kategori ini.
- Partner. Ini adalah jenis orang yang paling saya suka. Mereka ikut andil dalam penyelesaian masalah. Sehingga setidaknya mereka juga mengetahui bagaimana tugas itu diselesaikan. Sekalipun saya tidak mendapatkan bayaran atau apapun, saya lebih memilih untuk berhadapan dengan tipe orang seperti ini. Karena ini berarti ilmu yang saya punya akan bermanfaat. Biasanya yang masuk dalam kategori ini adalah mereka yang sudah senior, dalam artian 3 sampai 4 tahun kuliah. Karena mereka sudah sadar bahwa mereka tidak akan mendapatkan apapun ketika mereka bertindak sebagai buddy atau client.
Dari contoh diatas, saya yakin anda bisa menyimpulkan apa yang akan mereka dapat dari 3 jenis orang tersebut. Bagi tipe Buddy, mereka tidak akan mendapatkan apa-apa. Tugas yang terselesaikan pun hanya sebatasnya saja. Sapa sih yang mau mengeluarkan usaha berlebih ketika mereka tidak mendapatkan apapun? Dan tentu saja, karena hanya bertindak sebagai Buddy, mereka tidak bisa demand untuk hal yang lebih.
Tipe client tentu sedikit berbeda. Sama halnya dalam berbisnis, yang membayar anda berhak untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, tentu saja tergantung dari perjanjian yang telah dibikin sebelumnya. Setidaknya tipe ini lebih berhak untuk meminta kepada pihak penawar jasa. Tipe partner lebih bagus lagi, karena mereka ikut mendampingi bagaimana tugas itu dikerjakan, mereka bisa sewaktu-waktu bertanya untuk hal-hal yang tidak mereka ketahui. Dan karena mereka sudah mempunyai dasar pengerjaan, maka ketika mereka mempunyai ide, hal itu bisa dapat di implementasikan segera.
Anda lihat, apa yang mereka dapat sesuai dengan apa yang mereka korbankan. Mereka yang tidak mengorbankan apa-apa, maka jangan harap akan memperoleh hasil maksimal. Mereka yang mengorbankan uang, maka mereka akan memperoleh hasil sesuai dengan jumlah uang yang mereka keluarkan. Namun mereka yang mengorbankan waktu, mereka akan mendapatkan ilmu yang tidak akan lekang oleh waktu.
Lalu bagaimana dengan aspek lainnya? Saya kira postulate diatas juga berlaku. Pengorbanan yang kita lakukan akan sebanding dengan hasil yang kita terima. Tentu berbeda mereka yang belajar dengan sistem SKS dengan mereka yang belajar setiap harinya. Dan tentu saja berbeda mereka yang bekerja dari pagi saat matahari terbit hingga matahari terbenam dengan mereka yang duduk-duduk saja di rumah, dalam skala yang sama. Maka jangan harap anda akan memperoleh hasil yang, jangankan lebih, sama saja mungkin sudah bagus, jika anda tidak mengorbankan apapun. Namun tentu saja, sebagaimana terdapat pengecualian dalam postulate Koch, postulate di awal postingan ini tentu memiliki pengecualian. Apakah itu? Silahkan simak di postingan berikutnya! (Jika masih ada kesempatan)
Pepatah mengatakan “Time is Waktu”, hehe.. intinya bahwa waktu bisa berarti uang, bisa juga ilmu, bisa juga amal baik, semua tergantung dari para pemakai waktu tersebut. Untuk itulah kita perlu mengetahui bagaimana mengelola waktu, agar bisa mendapatkan hasil yang optimal dari waktu yang kita lalui ini. Secara yang namanya waktu itu benar-benar rajin, dia tidak pernah berhenti barang sedetik pun. Semua orang diseret oleh waktu, suka atau tidak suka.
Gadis yg cantik bahenol suatu hari bisa berubah menjadi nenek-nenek yang ompong, bawel, keriput & encoknya sering kambuh. Pria yang ganteng dan gagah, nantinya bisa pula menjadi engkong-engkong yg ngompol, peyot & pikun.
Apakah hidup hanya seperti itu ? Sekolah, kuliah, kerja, lalu tua, dan mati ?
Tidak juga, kalo dilihat lebih teliti… Ada orang yg hidupnya singkat tapi sangat bermakna, ada orang yg hidupnya sangat panjang tapi sia-sia. Nah, kalau anda ingin agar hidup tidak sia-sia, mungkin tips berikut ini akan bisa memberi masukan kepada anda… yaitu bagaimana cara menghitung waktu dengan benar !!
Ada 4 cara menghitung waktu.
1. Cara Penjumlahan
Kalau hari ini kita berumur 17 tahun, maka tahun depan umur kita akan bertambah 1 tahun menjadi 18 tahun. Ini adalah cara menghitung umur yg paling sederhana, paling sesuai bagi anak kecil.
(kalau anda masih menghitung umur dengan cara ini, anda masih anak-anak)
2. Cara Pengurangan
Setelah semakin sering kita ber-ulang tahun, akhirnya kita sadar bahwa setiap kali kita ulang tahun, sebenarnya umur kita bukannya bertambah, tapi berkurang ! Setiap kali ulang tahun maka sisa umur kita semakin sedikit, kita semakin dekat pada akhir hayat. Orang yg sudah menyadari bahwa sisa hidupnya makin hari makin sedikit adalah orang yg sudah Dewasa.
3. Cara Perkalian
Setelah sadar bahwa umur kita terus berkurang, maka kita harus tahu cara menghitung waktu yg ketiga yaitu bagaimana caranya melipatgandakan waktu yg kita miliki.
Misalnya saat kena macet dijalan, kita membaca buku. Ini adalah contoh bagaimana kita melipatgandakan waktu.
Prinsipnya adalah : dalam waktu yg sama, kita memperoleh lebih banyak.
Contoh lain adalah :
McDonald membuka cabang diseluruh dunia. Saat pemiliknya sedang tidur pun, masih ada cabangnya dibagian belahan dunia lain yg sedang menghasilkan uang. Coba kalau McDonald hanya punya satu cabang, berapa waktu yg dibutuhkan untuk mengumpulkan uang sebanyak yg dimilikinya sekarang ? Mungkin butuh ribuan tahun… Cara ketiga ini adalah cara yg dipakai oleh orang-orang yg paling pandai diseluruh dunia. Mereka memikirkan bagaimana agar dalam hidup yg singkat bisa melakukan produktifitas yg lebih besar, bisa memperoleh sebanyak mungkin. Kalau kita berhasil memahami cara menghitung waktu yang ketiga maka kita adalah orang Pandai ! Tapi kita belum bisa dikatakan sebagai orang yg Bijaksana bila belum mengerti cara menghitung waktu yg keempat.
4. Cara Pembagian
Setelah berhasil melipatgandakan waktu yg kita miliki dan mendapat begitu banyak hal dalam hidup kita, maka yg harus kita lakukan kemudian adalah : Membagikannya. Kalau kita mendapat banyak ilmu, sebarkan semua sebelum kita mati, kalau kita mendapat banyak harta, bagikan semua sebelum ajal menjemput. Seorang filsuf berkata, “orang yg mati dalam keadaan kaya adalah orang yg paling bodoh” Maksudnya, uang itu buat apa ? kan gak bisa dibawa mati bukan ? Memang sudah menjadi tugas kita untuk membagikan semua berkat yg pernah kita peroleh kepada orang lain.
Dengan memahami cara menghitung waktu yg keempat maka hidup kita menjadi bermakna. Maka kita tak akan menyesal kapanpun kita harus mati.
Resume
4 Cara Menghitung Waktu
1. Cara Penjumlahan (caranya anak Kecil)
2. Cara Pengurangan (cara orang Dewasa)
3. Cara Perkalian (cara orang Pandai)
4. Cara Pembagian (cara orang Bijaksana)
source: milis sebelah
There was this philosophy professor in a prestigious university who loved to teach students about important theories of the subject. Once, while his lecture was about to begin, he just closed the book and instead stood before his class with some items on the table in front of him. Students were curious but the professor without looking at them silently picked up a very large and empty mayonnaise jar. Thereafter, he started to fill it with small rocks. Once the jar appeared full, professor proceeded to ask his students ‘whether the jar was full?’
Entire class unanimously agreed that jar was indeed full. Next, the professor picked up some pebbles and began pouring them into the jar. The moment pouring was complete, he shook the jar lightly. As a result of that, all the pebbles rolled into the open areas between the rocks and settled comfortably.
Professor again asked the students if the jar is full. Same response from the class like before and they all agreed that the jar was full. Professor smiled a bit and this time he picked up a box of sand. He poured the box into the jar and sand filled the entire remaining spaces. Professor repeated his question to the class, if the jar was full? Yes again, was the unanimous response of the students.
Professor now turned towards the class and said, this jar represents your life. The entire things I poured into the jar symbolise some important lessons. The rocks are the most important things, i.e., family, your partner, health and your children. Even if everything else in your life goes away but the rocks remains there, your life would still be full because the most important things are still present in your life.
Pebbles represent other significant things like car, house and job etc. And the sand is the small stuff or everything else.
So the lesson to be learnt here is, you all have to be very selective about what to fill in the jar first and in what order. If your time and energy is spent on small stuff then there is no room for the pebbles or the rocks or in other words, most important things of your life. Always pay attention to things that are most important to you and never take things for granted.
So take care of rocks first and rest everything will fall into place.
A group of frogs were traveling through the woods, and two of them fell into a deep pit. When the other frogs saw how deep the pit was, they told the two frogs that they were as good as dead. The two frogs ignored the comments and tried to jump up out of the pit with all their might. The other frogs kept telling them to stop, that they were as good as dead. Finally, one of the frogs took heed to what the other frogs were saying and gave up. He fell down and died.
The other frog continued to jump as hard as he could. Once again, the crowd of frogs yelled at him to stop the pain and just die. He jumped even harder and finally made it out. When he got out, the other frogs said, "Did you not hear us?" The frog explained to them that he was deaf. He thought they were encouraging him the entire time.
This story teaches at least three lessons:
- There is power of life and death in the tongue. An encouraging word to someone who is down can lift them up and help them make it through the day.
- A destructive word to someone who is down can be what it takes to kill them.
- Sometimes being deaf is necessary. When the others said that it is impossible to do, it is just a matter of time when you go beyond the impossibility if you keep struggling.
For those who feel like falling into a deep pit, just remember what is always being repeated by adidas, IMPOSSIBLE is NOTHING.
[+]image taken from here.
Take what happens to you as your responsibility .
Arthur Ashe, the legendary Wimbledon player was dying of AIDS which he got due to infected blood he received during a heart surgery in 1983.
From world over, he received letters from his fans, one of which conveyed: "Why does GOD have to select you for such a bad disease"?
To this Arthur Ashe replied:
"In the world over -- 50 million children start playing tennis, 5 million learn to play tennis, 500,000 learn professional tennis, 50,000 come to the circuit, 5000 reach the grand slam, 50 reach Wimbledon, 4 to semi final, 2 to the finals, and When I was holding a cup I never asked GOD "Why me?"".
And today in pain I should not be asking GOD "Why me?"
"Happiness keeps you Sweet,
Trials keep you Strong,
Sorrow keeps you Human,
Failure Keeps you humble,
Success keeps you glowing,
but only Faith & Attitude Keeps you going...."
oleh : Onno W. Purbo
Kadang saya suka geli & senyum-senyum sendiri melihat rekan-rekan jurnalis ada yang menjuluki saya Pakar Internet, Professor Internet (sekarang tanpa perguruan tinggi), bahkan Menteri Internet (tanpa KEPPRES). Padahal modal saya betul-betul modal dengkul, saya tidak pernah belajar formal tentang teknologi informasi, tidak pernah belajar formal tentang Internet, saya jelas lebih bodoh daripada adik-adik mahasiswa di ITB lha wong sering nanya ke mereka koq saya ini. Terus terangnya, saya praktis tidak punya apa-apa secara formal.
Saya pikir, mungkin karena gelar saya yang S3 dari Canada itu? Padahal jelas-jelas gelar tersebut bidangnya adalah teknologi pembuatan IC, S2 saya di fiber optik - tidak ada hubungannya sama sekali dengan Internet. Terus terang Internet saya pelajari sendiri & berguru secara informal. Jadi secara formal harusnya saya tidak berhak atas semua gelar, julukan yang diberikan rekan jurnalis di atas :) ..
Mungkin pendidikan informal yang akhirnya lebih banyak membentuk saya seperti sekarang ini. Saya rasa proses bersosialisasi, berteman, belajar dari teman, kemampuan untuk mengolah / mengembangkan pengetahuan merupakan kunci sukses selama ini. Di tulisan ini saya mencoba mengupas beberapa hal praktis yang saya lalui hingga mencapai kondisi sekarang ini, yang saya yakin masih jauh dari kondisi sempurna. Paling tidak jalur tersebut saya harap bisa memberikan wawasan bagi rekan-rekan untuk mulai menjalankan karir-nya di hal-hal yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. Sebuah karir dimana reward, acknowledgement, dan akreditasi diberikan langsung oleh masyarakat - tidak harus tergantung 100% kepada ijazah, ujian negara dan sebangsanya.
Tampaknya sebagian besar jalan hidup saya berawal dari hobby amatir radio, nge-brik begitu barangkali bahasa gaul-nya. Dengan modal awal tidak punya apa-apa; hanya keinginan untuk nge-brik dengan CB seperti teman-teman SMP yang lain - saya akhirnya membeli buku "teknik membuat pemancar transistor". Kebetulan sekali di buku itu di tulis bahwa teman-teman yang suka membuat pemancar sendiri suka mangkal di frekuensi 3.5 MHz (80 meter) band. Jaman itu tahun 1978-an waktu itu mungkin masih jaman susah jadi memaksa orang untuk kreatif untuk membuat sendiri pemancar-pemancarnya.Diskusi antar pembuat pemancar ini dilakukan cukup aktif di 80 meter-band. Hampir setiap hari selama 2+ tahun monitoring 80 meter band dan obrolan rekan-rekan ini, radio merupakan barang yang hampir tidak pernah lepas dari sisi saya. Dari pembicaraan mereka saya tahu kita bisa membuat pemancar sederhana menggunakan tabung 6V6, 6L6, 807 dll. Di kemudian hari ternyata pola belajar informal yang paling baik adalah secara serius mendengarkan, membaca diskusi yang dilakukan oleh rekan-rekan se-hobby. Belajar dan mengerjakan apa-apa yang kita sukai memang paling menyenangkan.
Akhirnya pada tahun 1979 saya bisa membuat pemancar sendiri dari tabung bekas & buku amatir radio yang saya peroleh dari teman sekelas saya Krishna Ariadi Pribadi. Dengan bermodal buku & tabung bekas saya mengudara di 80 meter band dengan peralatan yang dibuat sendiri, sangat sederhana memang. Di sini saya sangat beruntung dapat berinteraksi dengan banyak rekan-rekan amatir radio yang senior dan belajar teknik-teknik elektronika kepada pada senior tersebut secara lebih interaktif. Memang harus di akui bahwa pasif mendengar saja tidak cukup, harus dibarengi dengan kemauan keras untuk membaca buku-buku dan aktif berinteraksi dengan orang yang lebih ahli di bidangnya. Tanpa terasa pembentukan karakter, pola pengembangan diri terpatri sejak dini di dunia amatir radio.
Sekitar tahun 1981-an saya mengenal komputer dari Bachti Alisyahbana (putra dari Prof. Iskandar Alisyahbana), sering saya ke rumahnya untuk ngoprek dan mengobok-obok komputer Radio Shack-nya karena memang saya tidak punya komputer. Saya mencoba programming BASIC di komputer beliau. Saya suka sekali dengan komputer ini, belum pernah terbayangkan ada alat hitung seperti komputer yang bisa di program dan di mainkan sedemikian menarik. Tampaknya jika ada kemauan yang kuat biasanya ada saja jalan untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuan tersebut.
Pada tahun 1986-an saya mulai diperkenalkan oleh rekan-rekan amatir senior seperti Mas Robby Soebiakto YB1BG, Pak Achmad Zaini YB1HR cs. bahwa kita bisa menggunakan komputer untuk saling berkomunikasi satu dengan lainnya menggunakan radio. Sebuah gabungan dua teknologi yang menarik sekali bagi saya. Di tahun 1986-an kami pada saat itu merupakan belasan amatir radio di Indonesia yang merintis teknik komunikasi data packet radio di 7MHz 40 meter band. Teknik yang dipakai dikenal sebagai teknik packet radio yang menggunakan protokol komunikasi data AX.25. Itu mula pertama saya berkenalan dengan teknik komunikasi data yang relatif canggih. Terkagum saya melihat dilayar komputer bisa kita bercakap melalui keyboard, masuk ke Packet Bulletin Board System (PBBS) rekan lain seperti Pak IGK Manila YB1GM (sekarang YB0AA) dan mengirimkan berita e-mail ke seluruh dunia melalui jaringan store-and-forward PBBS amatir radio. Komunikasi digital sederhana ini kami lakukan di tahun 1986-an, mungkin belum terbayangkan oleh sebagian besar dari kita yang menikmati Internet pada hari ini. Kekaguman demi kekaguman terus dirasakan dan mendorong untuk terus membaca dan mempelajari teknik-teknik komunikasi data secara autodidak.
Tahun 1987, berangkat ke Canada untuk meneruskan S2 - beruntung saya memilih kota Hamilton dan menjadi satu-satu-nya orang Indonesia di kota itu sehingga memaksa saya untuk bisa bergaul dalam bahasa Inggris. Kebetulan sekali di kota Hamilton ada perkumpulan packet radio yang cukup aktif di amerika utara yaitu Hamilton Amateur Packet Network (HAPN) yang mengembangkan peralatan packet radio sendiri. Saya bergabung dengan HAPN dan belajar banyak dari mereka. Pada 1987 itu Mas Robby YB1BG mengirimkan surat kepada saya dan menyarankan bahkan mungkin sangat mendorong untuk mempelajari lebih dalam lagi teknik TCP/IP karena akan menjadi dasar utama bagi jaringan komputer dimasa mendatang.
Alhamdullilah, saya betul-betul mengikuti nasihat mas Robby YB1BG yang bekerja di USI/IBM. Saya harus mengakui bahwa nasihat Mas Robby YB1BG yang banyak mempengaruhi saya di bidang Internet, tanpa arahan beliau tidak mungkin saya menjadi seperti sekarang. Saya masuk ke beberapa mailing list amatir radio di jaringan perguruan tinggi seperti BITNET & NSFNet. Pada tahun 1987 belum ada Internet seperti yang kita kenal sekarang. Mailing list umumnya menggunakan listserv pada jaringan BITNET yang berbasis SNA (IBM). Berbekal akses e-mail BITNET di kampus, saya banyak belajar dengan membaca berbagai mailing list amatir radio dan mengambil software untuk amatir radio khususnya NOS yang menjadi ujicoba jaringan TCP/IP packet radio pada PC dengan sistem operasi DOS. Metoda banyak mendengarkan, banyak membaca berbagai diskusi ternyata sangat ampuh untuk belajar secara autodidak. Beruntung sekali dengan adanya mailing list proses belajar menjadi tidak lagi dibatasi batas dimensi institusi, dimensi ruang dan dimensi waktu.
Sebagian besar informasi sebetulnya ada di manual maupun arsip diskusi. Pola belajar yang terbaik adalah "membaca" dengan baik, istilahnya rekan-rekan di mailing list biasanya adalah RTFM (Read The F*cking Manual). Atau cari FAQ (Frequently Asked Question) dan whitepaper dari berbagai topik yang ada. Belakangan khususnya di komunitas UNIX / Linux juga ditulis dokumentasi dalam bentuk HOWTO. Membaca, menganalisa, mengerti dengan baik ilmu yang ada di Internet merupakan modal awal yang sangat manjur untuk tahap selanjutnya. Sampai tahap ini saya rasa kita masih berada pada posisi penerima pengetahuan dan mengkonsumsi informasi. Konsumen merupakan posisi terendah dalam rantai supply-demand, konsumen biasanya yang mengeluarkan uang - hanya produsen yang akan memperoleh keuntungan yang maksimal.
Menjadi posisi produsen informasi & pengetahuan dilakukan secara perlahan dan bertahap. Menjadi produsen pengetahuan sebetulnya tidaklah terlalu sulit yang paling sederhana adalah menjawab pertanyaan di mailing list / newsgroup, mau tidak mau kita harus menjawab dengan baik dan benar dengan berbekal pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya. Komunitas mailing list akan mengevaluasi secara langsung apakah jawaban kita betul atau salah, jika salah sering kali hujatan (istilahnya flame) akan dilontarkan kepada kita. Audit kepakaran akan secara langsung dilakukan oleh komunitas mailing list yang biasanya terbatas jumlahnya sekitar puluhan atau ratusan anggota.Kecepatan meresponds diskusi / interaksi mailing list akan menunjukan komitmen kita kepada masyarakat. Di Internet, rekan-rekan akan sangat mengharapkan kita me-responds dalam waktu yang cepat berorde menit kalau bisa detik.
Saya rasa langkah yang harus dilakukan selanjutnya adalah secara serius mensintesa ilmu pengetahuan yang kita peroleh selama ini. Hal ini mulai saya lakukan secara serius di tahun 1992, dengan menulis artikel-artikel pendek di KOMPAS. Kemudian berlanjut ke berbagai media seperti infokomputer.com, dotcom, detik.com dll. Kritik tidak lagi dibatasi dalam komunitas mailing list, tapi mulai berkembang ke masyarakat banyak. Audit masyarakat sering kali lebih keras, kritik lebih tajam. Pengalaman menunjukan sangat sulit untuk memuaskan semua orang, sama sulitnya untuk menerangkan sebuah konsep dalam bahasa yang sederhana yang mudah dimengerti oleh para pembaca yang mungkin bukan berlatar belakang teknik. Kadang bahkan sangat sulit untuk mencari kompromi dari berbagai kondisi yang ada, keberpihakan bagi keuntungan masyarakat banyak biasanya akan lebih menguntungkan; dengan konsekuensi badai yang dahsyat terutama jika konsep yang dilontarkan akan merugikan pihak yang berkuasa. Transparansi seluas-luasnya pengetahuan & informasi kepada masyarakat banyak tampaknya yang akan menyelamatkan diri kita pada tingkat tersebut. Tampaknya penggunaan konsep GPL, copyleft, copywrong, public domain yang menguntungkan rakyat banyak akan memproteksi secara alamiah dari badai & topan yang dahsyat tadi. Badai itu telah saya alami dan tampaknya akan terus saya alami, seperti pohon semakian tinggi sebuah pohon semakin keras anginnya.
Saat ini kita cukup diuntungkan dengan maraknya media online, keterbatasan halaman yang ada di media cetak menjadi hilang - artikel, paper menjadi jauh lebih mudah untuk di publikasi diberbagai portal. Persaingan menjadi lebih gampang, sangat berbeda dengan masa lalu yang sangat ketat karena media masih dibatasi halaman. Society audit menjadi kenyataan, tidak lagi redaksi sebagai penentu utama kualitas sebuah tulisan.
Tentunya jangan berhenti di menulis artikel, lanjutkan ke menulis buku. Menulis buku merupakan kelanjutan dari menulis artikel, kita perlu mengidentifikasi siapa yang akan membaca buku. Mengapa buku tersebut menjadi penting? Apakah pembaca di untungkan dengan ilmu yang dijelaskan? Cara paling sederhana untuk menulis yang saya alami adalah mulai dari outline power point, berlanjut pada penyiapan gambar yang dibutuhkan. Buku akan terjadi dengan sendirinya pada saat kita mengelaborasi outline power point yang kita buat di awal. Kadang teman mulai menjuluki kita pakar pada saat buku telah selesai ditulis dan diterbitkan, padahal sebagian besar ilmu yang dituangkan dalam bentuk buku diperoleh dari akumulasi pengetahuan dari berbagai diskusi mailing list, membaca FAQ, whitepaper, howto yang diperoleh selama beberapa tahun. Dalam kasus saya, mulai dari tahun 1980-an hingga tahun 1998-an baru mulai menulis buku jadi merupakan proses yang sangat panjang hampir 20 tahun sebelum mampu menulis buku. Saya yakin generasi muda Indonesia hari ini tidak harus menunggu sedemikian lama lagi, informasi & pengetahuan akan menjadi amat sangat mudah diperoleh dengan menggunakan Internet, beberapa mahasiswa saya bahkan sanggup menulis buku setelah aktif berdiskusi dan surfing di Internet dalam waktu 1-2 tahun saja. Society audit bahkan dapat terjadi secara cepat dan langsung melihat hasil buah karya mereka dalam berbagai media baik cetak, elektronik maupun online. Sebuah proses pembelajaran yang jauh lebih effisien daripada apa yang saya alami sendiri. Proses society audit yang demikian effisien akhirnya akan mempercepat proses reward, acknowledgement dan akreditasi langsung oleh masyarakat kepada si penulis yang menjadi sumber pengetahuan baru tadi. Akhirnya seluruh proses akan mempertanyakan konsep konvensional seperi ijazah, ujian negara, badan akreditasi sampai sejauh mana merepresentasikan acknowledgement masyarakat?
Mudah-mudahan setelah membaca tulisan ini, pembaca dapat melihat sebuah alternatif jalan menuju seorang "Pakar". Pendidikan formal bukan satu-satunya jalan menuju "pakar", pendidikan informal autodidak justru akan sangat dominan untuk menjadikan anda seorang "pakar". Pola pendidikan informal ini bahkan memungkinkan belajar dan mengerjakan hal-hal yang kita sukai saja. Internet memungkinkan untuk membentuk “pakar” dalam waktu singkat tanpa perlu bergantung sepenuhnya pada pendidikan formal. Apalagi sekarang untuk meneruskan kuliah saja kadang sangat sulit. Pengakuan "pakar" akan diberikan oleh masyarakat di nilai dari besarnya bantuan yang kita berikan kepada masyarakat, semakian banyak masyarakat di untungkan maka semakin tinggi tingkat "kepakaran". Dalam bahasa yang lebih religius semakin banyak amal & ibadah semakin banyak pahala yang akan diperoleh dan tentunya rizki.
Oleh: Sonny Wibisono *
"Anda tidak bisa memilih bagaimana atau kapan Anda akan mati. Anda hanya dapat memilih cara menjalani hidup. Sekarang."
-- Joan Baez, penyanyi dan penulis lagu
ANDA tentu sudah sering menonton televisi. Apakah Anda termasuk melihat iklannya pula? Coba Anda perhatikan salah satu iklan minuman ringan terkemuka dari negeri Paman Sam. Tema dari iklan minuman tersebut umumnya mengenai optimisme. Bahkan menjelang pergantian tahun, di bulan Desember, mereka memperkenalkan jingle baru, yang intinya mengajak untuk senantiasa menjalani hidup dengan penuh optimisme dan memperbaharui semangat setiap hari. Menjalani kehidupan seharusnya seperti itu pula. Tak perlu berputus asa bila menghadapi kesulitan. Jika kita mampu menjalani kehidupan dengan bersemangat, maka beban seberat apapun akan terasa ringan. Bila kita selalu optimis dan tak pernah kehilangan asa, percayalah, kita akan selalu menemukan jalan keluar dari suatu masalah. Tak percaya? Mari kita simak kisah berikut.
Anda mengenal nama Hee Ah Lee? Ah Lee dilahirkan dari seorang ibu bernama Woo Kap Sun pada 9 Juli 1985 di Korea Selatan. Sama halnya dengan seorang ibu lainnya dibelahan dunia manapun, Kap Sun mencintai anak perempuannya dengan sepenuh hati, walau sejak dalam kandungan ia mengetahui bila anaknya akan lahir dalam keadaan cacat. Ah Lee diketahui menderita down syndrome. Down syndrome merupakan kelainan kromosom yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan ini berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak. Ah Lee juga terlahir dengan kaki hanya sebatas lutut. Penderitaan awal Ah Lee bukan hanya itu saja, selain mengalami down syndrome dan memiliki kaki yang mungil, Ah Lee juga hanya memiliki empat jari. Dua dikanan dan dua dikiri. Kelainan ini dikenal dengan lobster claw syndrome, keadaan dimana jarinya berbentuk seperti capit udang, tanpa telapak tangan.
Ketika dilahirkan, banyak yang menyarankan agar Ah Lee dikirim ke panti asuhan. Tetapi Kap Sun dengan tegas menolaknya. Kap Sun justeru menerimanya hal itu sebagai anugerah. Ia kemudian merawat dan mendidik anaknya dalam dunia nyata. Untuk melatih kekuatan otot jarinya, Ah Lee diajarkan untuk bermain piano saat berusia 7 tahun. Tentu sangat sulit untuk mengajarkan bermain piano dengan 'nada-nada yang harus dihitung' bagi anak dengan kondisi mental terbelakang, ditambah dengan keterbatasan fisik. Sulit, bukan berarti tidak bisa. Ah Lee bahkan sempat mogok bermain piano setelah mengetahui ayahnya sakit keras ditambah ibundanya yang terkena kanker payudara. Akan tetapi sang ibunda, Kap Sun terus memompakan semangat kepada anaknya. Sang ibunda berusaha mengembalikan rasa percaya diri Ah Lee. Kap Sun terus membimbing Ah Lee agar dapat tumbuh mandiri, dan tetap penuh percaya diri dalam menghadapi hidup.
Untuk bisa memainkan karya Chopin Fantasie Impromptu, Ah Lee dengan tekun berlatih lima hingga sepuluh jam sehari selama lima tahun. Hasilnya sungguh luar biasa. Pada 1992, Ah Lee memenangkan Penghargaan Pertama dalam the Korean National Student Music Contest. Dan sejak saat itu, berbagai penghargaan atas keterampilan bermain piano telah diraih Ah Lee. Ah Lee pun telah merasakan bagaimana rasanya berkeliling dunia, termasuk bermain bersama para artis terkenal. Pada 2007, Ah Lee melakukan konser piano tunggal di Balai Kartini, Jakarta. Konsernya ini merupakan bagian dari program tur Hee Ah Lee ke beberapa negara di Asia Tenggara termasuk dalam penampilannya di Indonesia.
Mari kita beralih ke belahan dunia lain. Anda mengenal nama Nick Vujicic? Vujicic lahir di kota Melbourne, tanggal 4 Desember 1982. Seorang ibu manapun ketika melihat bayinya yang baru lahir, tentu mencoba untuk segera memeluknya, tetapi itu tidak dilakukan oleh sang Ibunda Vujicic. Saat Vujicic dilahirkan, ia tidak mempunyai kaki dan tangan. Ketika ibunya melihat Vujicic lahir tidak dalam keadaan normal, ia memerintahkan para perawat untuk membawa Vujicic keluar dari kamar. Dokter, perawat, dan keluarga tertegun melihat pemandangan menyedihkan ini. Para dokter tak dapat menerangkan secara medis bagaimana Vujicic dilahirkan dalam keadaan seperti itu. Ibu Vujicic adalah seorang perawat. Ia menjelaskan bahwa selama kehamilannya, ia merawat dengan baik bayinya. Ia selalu menjaga kesehatan dan memakan asupan makanan bergizi.
Diperlukan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, bagi keluarga Vujicic untuk menerima hal ini sebagai suatu kenyataan yang harus dihadapi. Tahun-tahun awal dilewati Vujicic dengan penuh rintangan dan hambatan. Hingga pada akhirnya, Vujicic bersekolah di sekolah umum. Pada awalnya Vujicic mengalami kesulitan dalam menjalankan kegiatan di sekolah umum. Vujicic memang mampu mengikuti pendidikan umum, karena hanya fisiknya saja yang terganggu, sedangkan otak dan pikirannya berjalan dengan baik. Tetapi lingkungan sekolah berkata lain, Vujicic harus menerima kenyataan pahit. Ia mendapat perlakuan yang membuatnya menderita, dimana Vujicic dikucilkan oleh teman-teman kelasnya. Vujicic jelas merasa amat tertekan. Pada umur 8 tahun, Vujicic sempat memikirkan untuk bunuh diri. Lambat laun, Vujicic menyadari kekurangannya, ia terus berdoa agar hidupnya lebih baik dengan apa yang ia miliki. Vujicic mencoba untuk bersyukur atas apa yang telah diberikan olehNya. Hingga akhirnya Vujicic berhasil menyelesaikan pendidikannya, bahkan mendapatkan dua gelar, dalam bidang Akuntan dan Keuangan Terpadu. Itu terjadi ketika Vujicic berusia 17 tahun. Vujicic kemudian memulai kariernya dengan menjadi pembicara motivasi yang fokus pada kehidupan remaja masa kini. Ia pun menjadi pembicara dalam sektor perusahaan yang bertujuan menjadi pembicara inspirasi tingkat internasional. Saat ini Vujicic telah berkeliling dunia untuk memberikan motivasi dan inspirasi bagi setiap orang. Baik bagi penyandang cacat, maupun manusia normal lainnya.
Vujicic dan Ah Lee, hanyalah seorang pria dan wanita dengan keterbatasan fisik. Namun dengan segala keterbatasannya, tidak menjadikan Vujicic dan Ah Lee putus asa dalam menghadapi jalannya kehidupan. Vujicic dan Ah Lee bahkan mampu memperlihatkan kepada dunia apa yang telah mereka lakukan, sekaligus memberikan inspirasi bagi siapapun untuk tidak pernah menyerah dan putus asa
dalam menghadapi kehidupan. Seperti sebuah slogan jam tangan terkemuka yang diperkenalkan tahun 1991, 'Don't crack under pressure', yang menggambarkan bahwa keberhasilan seorang atlet dalam bertanding ditentukan oleh kekuatan mentalnya, bukan fisiknya. Begitu pula dalam menjalani hidup ini. Don't crack under pressure. Betul. Jangan mudah menyerah! (250110)
*) Sonny Wibisono, penulis buku 'Message of Monday', PT Elex Media
Komputindo, 2009
When one door of happiness closes, another opens; but often we look so long at the closed door that we do not see the one which has been opened for us.
ya . itulah kita . terlalu terpaku pada kebahagiaan pada satu hal . ada yang mencari kebahagiaan dalam bentuk harta . maka ketika dapat harta banyak , bahagialah dia . walo mungkin hanya sesaat .
ada yang mencari kebahagiaan pada jabatan dan ketenaran . maka di dedikasikanlah hidupnya buat jabatan tersebut . walo sekali lagi , mungkin hanya sesaat .
ada yang mencari kebahagiaan dalam wanita (karena saya pria :D) . di carilah wanita yang paling sempurna menurutnya . pintar , cantik , kaya , setia (klo ada yang kayak gini saya mau juga deh :D) .
tapi ketika kita g dapat apa yang kita anggap akan membahagiakan kita , lalu apa yang hendak kita lakukan ? sedih ? kecewa ? mengutuk Allah karena merasa bahwa Allah tidak adil ? mungkin sebagian besar dari kita akan melakukan hal tersebut . nah , , kalo sudah begitu , cobalah berhenti sejenak dan merenung . benarkah kebahagiaan sudah tertutup dari diri kita ? Allah tidak adil karena tidak memberikan kebahagiaan yang kita inginkan ?
wake up gays . . ! ! ketika ada satu kebahagiaan yang tertutup , maka Allah akan bersikap adil dengan memberikan kebahagiaan yang serupa , tapi dalam lain hal . cuman ya itu . kita terkadang terlalu bodoh dan tolol untuk melihat kebahagiaan yang telah Allah berikan . cobalah lihat di sekeliling kita . bandingkan dengan keadaan kita . masihkah kita perlu untuk tidak merasa bersyukur atas kebahagiaan yang telah Allah berikan ?
kita mungkin tidak di beri harta yang melimpah , karena Allah tahu besar kemungkinan kita akan menjadi kikir dan sombong dengan harta yang ada pada kita . tapi sebagai gantinya , Allah memberi kita keluarga yang lengkap , teman yang mencintai , dan saudara yang menopang kita ketika kita lemah .
kita mungkin tidak di beri jabatan yang tinggi , karena Allah tahu , besar kemungkinan kita akan dzolim kepada bawahan kita . tapi sebagai gantinya , Allah memberi kita kemudahan untuk menimba ilmuNya agar kita merasa selalu rendah di hadapan ilmu yang begitu luas .
kita mungkin tidak di beri oleh Allah istri yang cantik , pintar , kaya , dsb . Karena Allah tahu , besar kemungkinan kita akan mudah terbakar cemiburu oleh orang lain hanya karena orang lain memandang istri kita . tapi sebagai gantinya , Allah memberi kita istri yang setia dan taat beribadah . agar kita selalu ingat bahwa Allah ada di atas segalalnya .
pun ketika pada akhirnya kita tidak mendapatkan itu semua , kita masih di beri kebahagiaan di beri anggota tubuh yang lengkap . sehingga bisa kita manfaatkan untuk menolong orang lain .
bahkan seandainya Allah menghendaki kita lahir dalam keadaan buta atau tuli (yang akan mengakibatkan kebisuan) , maka yakinlah Allah selalu adil pada kita . selalu ada kebahagiaan yang di berikan olehNya , pada jalan yang berbeda .
so , , wake up guys . . ! ! life is not as bad as u think .
tidak hanya satu pintu saja yang terbentang di hadapan kita . pilihan ada beribu bahkan berjuta .
tinggal kita saja mau memilih yang mana .
menuju pintu lain yang terbuka dan mensyukurinya atau tetap tercenung di hadapan pintu yang tertutup dan menyesalinya .
dan pada akhirnya , saya hanya bisa berdoa semoga pilihan Anda adalah pilihan yang tepat .
====
[+] quote di atas di ucapkan oleh Helen Keller . penderita buta dan tuli pertama di dunia yang mampu lulus dari universitas . jika Anda merasa bahwa dia pantas mendapatkan hal tersebut karena pintar lah , orang tua mendukung lah , guru yang berpengalaman lah , dan apapun itu , maka walaupun hal tersebut ada benarnya , faktor di atas tidak akan bisa menjadikan dia di kenang hingga saat ini jika dia tidak mau berubah . lingkungan hanya mendukung . kita yang menentukan .
Balbalan adalah seorang wiraniaga makanan yg sungguh luar biasa . Aktivitasnya sehari-hari adalah menjual produk makanan anak-anak dari pintuke pintu [door to door service] .Setiap pagi Alban - demikian Balbalan biasa d panggil- berangkat ke kantornya untuk mengambil barang yg akan d jual menggunakan sepeda motornya yg berjarak kuran glebih 15 km. Hingga suatu saat tiba-tiba motornya d tabrak sebuah truk yg ugal-ugalan d sebuah jalan by pass . Dia pingsan dan kakinya remuk sehingga harus d amputasi . Sejak sadar dan mendengar kakinya d amputasi , dunia terasa gelap dan putus harapan serta cita-cita yg sedah d impikannya selama ini menjadi sales manager d perusahaan tersebut .
Tindakan amputasi merupakan satu-satunya jalan untuk membuat dia lebih sehat dan pulih mengingat kakinya remuk. Bertambah remuk lagi perasaannya ketika ia menandatangani surat pernyataan kesanggupan untuk d amputasi . Operasi pun dilakukan untuk mengangkat kaki kanannya .
Sejak d amputasi dan tinggal sementara d ruang pemulihan , Balbalan betul-betul berubah dan terus menerus menyesali dirinya . Hingga suatu ketika seorang laki-laki d atas kursi roda datang menghampirinya . Kedua kaki laki-laki itu telah d amputasi . Beliau berkata kepada Alaban :
"Hai anak muda , mengapa engkau bersedih dengan hilangnya kaki kananmu ? Mestinya kau bersyukur masih selamat . Banyak orang meninggal dalam kecelakaan by pass tersebut . Sekarang , kau buktikan pada lingkungan sekelilingmu , bahkan teman-teman d kantormu bahwa walaupun kakimu sudah d amputasi , penjualan barang-barangmu tidak menurun . Buktikan mimpimu itu menjadi kenyataan dan kalahkan dirimu sendiri yg selalu ingin dimanjakan dan melakukan pembenaran diri . Selamat berjuang , dan jangan lupa berdoa !" kata laki-laki tersebut seraya berlalu dari ruangan tersebut .
Perkataan laki-laki tersebut sungguh menyentuh dan memotivasi dirinya untuk bangkit , walaupun (In Spite Of) dirinya kini cacat dan tidak memiliki kaki . Dengan seusah payah Balbalan belajar berjalan menggunakankaki palsu dan menerima keadaan diri .
Tiga tahun kemudian , ia bisa mewujudkan mimpinya menjadi sales manager dengan satu kaki . Bukan hanya itu , kariernya bakal menanjak dengan cepat mengingat selalu menjual dengan jumlah yg tinggi dibanding rekan-rekannya yg berfisik normal . Balbalan telah menjadi motivator ulung d perusahaannya . Pengalaman hidupnya sungguh menjaid penguat keyakinan sekaligus motivasi bagi armada pemasarannya . Kata-kata yg selalu d ucapkannya adalah hidup memang keras dan penuh perjuangan , namun jika disikapi dengan kelemahlembutan maka qt akan termotivasi untuk terus menggali sisi baik dari kehidupan ini .
Fulfilling Life
Terlampau sering kita mengeluh . Menjadikan kekurangan kita sebagai tameng untuk membenarkan ketidakmampuan kita untuk survive dan bersaing dengan orang - orang di sekitar kita . Ketika sekolah , kita sering merasa minder jika bukan orang yang pinter , ganteng , atau kaya . Minder saat melihat lingkungan kita terlihat 'lebih' daripada kita . Dan akibatnya jiwa kompetisi kita akan menurun . Karena sudah merasa diri 'kurang' .
Ada alasan yang pernah saya dengar ketika saya masih SMP saat ada teman saya di tanya ,"Kenapa kamu tidak belajar ?" . Jawabnya,"Buat apa susah - susah belajar lha wong ntr hasilnya udah pasti jelek kok ."
Sebuah jawaban yang simpel dan amat sering kita jumpai . Berpikir yang terjelek sebelum mencoba untuk melakukan . Padahal tidak ada salahnya bagi kita untuk mencoba belajar . Toh hasil akhir bukan tujuan . Proses lebih penting daripada hasil bukan ? Bisa saja kita tidak berhasil pada usaha yang pertama , akan tetapi siapa tau pada usaha selanjutnya keberhasilan akan menjadi milik kita ?
Bukan hanya dalam masa sekolah saja kita menjumpai banyak kondisi yang memungkinkan untuk mengeluh . Bahkan ketika sudah memasuki usia dewasa dan kerja , mengeluh akan menjadi kebiasaan kita jika kita tidak pandai memenejnya . Pernahkah kita berpikir bahwa orang - orang di bawah ini adalah orang biasa (bahkan cenderung di sepelekan oleh lingkungan) sebelum mereka melakukan suatu yang fenomenal ?
NANCY MATTHEWS EDISON (1810-1871)
Suatu hari, seorang bocah berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh di
sekolah, pulang ke rumahnya membawa secarik kertas dari gurunya.
ibunya membaca kertas tersebut, " Tommy, anak ibu, sangat bodoh. kami
minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah."
Sang ibu terhenyak membaca surat ini, namun ia segera membuat tekad
yang teguh, " anak saya Tommy, bukan anak bodoh. saya sendiri yang
akan mendidik dan mengajar dia."
Tommy bertumbuh menjadi Thomas Alva Edison, salah satu penemu terbesar
di dunia. dia hanya bersekolah sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak
tuli, namun itu semua ternyata bukan penghalang untuk terus maju.
Tak banyak orang mengenal siapa Nancy Mattews, namun bila kita
mendengar nama Edison, kita langsung tahu bahwa dialah penemu paling
berpengaruh dalam sejarah. Thomas Alva Edison menjadi seorang penemu
dengan 1.093 paten penemuan atas namanya. siapa yang sebelumnya
menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai" diminta keluar dari
sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? jawabannya adalah ibunya!
Ya, Nancy Edison, ibu dari Thomas Alva Edison, tidak menyerah begitu
saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya. Nancy yang
memutuskan untuk menjadi guru pribadi bagi pendidikan Edison dirumah,
telah menjadikan puteranya menjadi orang yang percaya bahwa dirinya
berarti. Nancy yang memulihkan kepercayaan diri Edison , dan hal itu
mungkin sangat berat baginya. namun ia tidak sekalipun membiarkan
keterbatasan membuatnya berhenti.JOANNE KATHLEEN ROWLING
Sejak kecil, Rowling memang sudah memiliki kegemaran menulis. bahkan
di usia 6 tahun, ia sudah mengarang sebuah cerita berjudul Rabbit. ia
juga memiliki kegemaran tanpa malu" menunjukan karyanya kepada teman"
dan orangtuanya. kebiasaan ini terus dipelihara hingga ia dewasa. daya
imajinasi yang tinggi itu pula yang kemudian melambungkan namanya di
dunia.
Akan tetapi, dalam kehidupan nyata, Rowling seperti tak henti didera
masalah. Keadaan yang miskin, yang bahkan membuat ia masuk dalam
kategori pihak yang berhak memperoleh santunan orang miskin dari
pemerintah Inggris, itu masih ia alami ketika Rowling menulis seri
Harry Potter yang pertama. Ditambah dengan perceraian yang ia alami,
kondisi yang serba sulit itu justru semakin memacu dirinya untuk
segera menulis dan menuntaskan kisah penyihir cilik bernama Harry
Potter yang idenya ia dapat saat sedang berada dalam sebuah kereta
api. Tahun 1995, dengan susah payah, karena tak memiliki uang untuk
memfotocopy naskahnya, Rowling terpaksa menyalin naskahnya itu dengan
mengetik ulang menggunakan sebuah mesin ketik manual.
Naskah yang akhirnya selesai dengan perjuangan susah payah itu tidak
lantas langsung diterima dan meledak di pasaran. Berbagai penolakan
dari pihak penerbit harus ia alami terlebih dahulu. Diantaranya,
adalah karena semula ia mengirim naskah dengan memakai nama aslinya,
Joanne Rowling. Pandangan meremehkan penulis wanita yang masih kuat
membelenggu para penerbit dan kalangan perbukuan menyebabkan ia
menyiasati dengan menyamarkan namanya menjadi JK Rowling. Memakai dua
huruf konsonan dengan harapan ia akan sama sukses dengan penulis
cerita anak favoritnya CS Lewis.
Akhirnya keberhasilan pun tiba. Harry Potter luar biasa meledak
dipasaran. Semua itu tentu saja adalah hasil dari sikap pantang
menyerah dan kerja keras yang luar biasa. tak ada kesuksedan yang
dibayar dengan harga murah.OPRAH WINFREY
Bermodal keberanian "Menjadi Diri Sendiri", Oprah menjadi presenter
paling populer di Amerika dan menjadi wanita selebritis terkaya versi
majalah Forbes, dengan kekayaan lebih dari US $ 1 Milyar. Copy acara
"The Oprah Winfrey Show" telah diputar di hampir seluruh penjuru bumi ini.
TAHUKAH ANDA?
Lahir di Mississisipi dari pasangan Afro-Amerika dengan nama Oprah
Gail Winfrey. Ayahnya mantan serdadu yang kemudian menjadi tukang
cukur, sedang ibunya seorang pembantu rumah tangga. Karena keduanya
berpisah maka Oprah kecil pun diasuh oleh neneknya di lingkungan yang
kumuh dan sangat miskin. Luarbiasanya, di usia 3 tahun Oprah telah
dapat membaca Injil dengan keras.
"Membaca adalah gerai untuk mengenal dunia" katanya dalam suatu
wawancaranya.
Pada usia 9 tahun, Oprah mengalami pelecehan sexual, dia diperkosa
oleh saudara sepupu ibunya beserta teman-temannya dan terjadi berulang
kali. Di usia 13 tahun Oprah harus menerima kenyataan hamil dan
melahirkan, namun bayinya meninggal dua minggu setelah dilahirkan.
Setelah kejadian itu, Oprah lari ke rumah ayahnya di Nashville .
Ayahnya mendidik dengan sangat keras dan disiplin tinggi. Dia
diwajibkan membaca buku dan membuat ringkasannya setiap pekan.
Walaupun tertekan berat, namun kelak disadari bahwa didikan keras
inilah yang menjadikannya sebagai wanita yang tegar, percaya diri dan
berdisiplin tinggi.
Prestasinya sebagai siswi teladan di SMA membawanya terpilih menjadi
wakil siswi yang diundang ke Gedung Putih. Beasiswa pun di dapat saat
memasuki jenjang perguruan tinggi. Oprah pernah memenangkan kontes
kecantikan, dan saat itulah pertama kali dia menjadi sorotan publik..
Karirnya dimulai sebagai penyiar radio lokal saat di bangku SMA. Karir
di dunia TV di bangun diusia 19 tahun. Dia menjadi wanita negro
pertama dan termuda sebagai pembaca berita stasiun TV lokal tersebut.
Oprah memulai debut talkshow TVnya dalam acara People Are Talking. Dan
keputusannya untuk pindah ke Chicago lah yang akhirnya membawa Oprah
ke puncak karirnya. The Oprah Winfrey Show menjadi acara talkshow
dengan rating tertinggi berskala nasional yang pernah ada dalam
sejarah pertelevisian di Amerika. Sungguh luar biasa!
Latar belakang kehidupannya yang miskin, rawan kejahatan dan
diskriminatif mengusik hatinya untuk berupaya membantu sesama.
Tayangan acaranya di telivisi selalu sarat dengan nilai kemanusiaan,
moralitas dan pendidikan. Oprah sadar, bila dia bisa mengajak seluruh
pemirsa telivisi, maka bersama, akan mudah mewujudkan segala impiannya
demi membantu mereka yang tertindas.
Oprah juga dikenal dengan kedermawanannya. Berbagai yayasan telah
disantuni, antara lain, rumah sakit dan lembaga riset penderita AIDs,
berbagai sekolah, penderita ketergantungan, penderita cacat dan banyak
lagi.
Dan yang terakhir, pada 2 januari 2007 lalu, Oprah menghadiri peresmian sekolah khusus anak-anak perempuan di kota Henley-on-Klip, di luar Johannesburg, Afrika selatan, yang didirikannya bersama dengan pemirsa acara televisinya. Oprah menyisihkan 20 juta pounsterling ( 1 pons kira2 rp. 17.000,- )atau 340 milyiar rupiah dari kekayaannya. "Dengan memberi pendidikan yang baik bagi anak2 perempuan ini, kita akan memulai mengubah bangsa ini" ujarnya berharap.
Kisah Oprah Winfrey ialah kisah seorang anak manusia yang tidak mau meratapi nasib. Dia berjuang keras untuk keberhasilan hidupnya, dan dia berhasil. Dia punya mental baja dan mampu mengubah nasib, dari kehidupan nestapa menjadi manusia sukses yang punya karakter.
Dan masih banyak kisah lain yang sejenis dengan yang saya sebutkan di atas . Apa manfaat yang bisa kita ambil ? Selalu ada 1001 alasan untuk menyerah, namun orang - orang yg berhasil adalah orang - orang yg tidak memutuskan untuk menyerah . Dia selalu bisa menemukan sebuah alasan untuk tidak menyerah .
Istilah In Spite Of (walaupun) sebenarnya menegaskan bahwa setiap manusia memiliki potensi dan harapan untuk menjadi lebih baik walo dia punya kekurangan yang amat sangat . Istilah ini juga dapat di artikan sebagai upaya untuk membantah kelemahan dalam diri kita dan mengubah cara pandang untuk menjadikan kelemahan sebagai motivator untuk menjadikan diri kita lebih berkembang serta menjadikannya peluang untuk maju .
Jadi masalah sebenarnya bukan pada apa yang kurang melainkan bagaimana cara pandang kita untuk menghadapi kekurangan yang kita miliki sehingga walo kekurangan kita segedhe gunung , kita menganggap itu sebagai lahan untuk di tanami pepohonan biar tidak tandus atau bisa juga di bikin villa di gunung tersebut .
Sebagai ilustrasi , ketika kita dihadapkan pada masalah sebesar Goliath , dengan cara apa kita mengatasinya ? Ada dua pilihan . Menggunakan paradigma ,"Ia terlalu besar untuk dipukul ." atau mengubah paradigma menjadi , "Ia terlalu besar sehingga tidak mungkin terluput !"
Paradigma pertama akan membuat kita ragu untuk melakukan pukulan . Pun ketika kita melakukan solusi untuk mengatasinya , solusi kita cenderung kurang maksimal dikarenakan prediksi kita akan kecilnya kemungkinan untuk menyelesaikan masalah tersebut .
Paradigma kedua akan membuat kita yakin . Sebesar apapun masalah yang kita hadapi , kita akan berhasil menyelesaikannya . Entah pada solusi yang keberapa .
Maka , , jangan jadikan mengeluh sebagai salah satu kepribadian kita . Percayalah , , kita tidak SELEMAH yang kita bayangkan . Ada banyak potensi terpendam dalam diri kita . Sedang sakit ? Jangan jadikan itu sebagai bahan untuk mengeluh . Tapi jadikan pelajaran apa yang bisa kita ambil ketika sakit sedang menyerang kita . Merasa bodoh ? Jangan jadikan sebagai sumber keluhan . Kebodohan dalam satu bidang pada diri kita berarti kepintaran dalam bidang lain . Toh orang pintar tidak selamanya pintar .
===
[+] untuk mbak jovie dan dek ama . sakit tidak selamanya menjadi bencana . Tapi bisa jadi anugerah yang tersembunyi . Keep ur spirit . . ! !
Ikuti tulisan saya via e-mail
Well , , artikel ini berhubungan dengan sifat manusia yang amat manusiawi . Yaitu tentang mengeluh . Dan pertama kali baca di blog mbak restya dan mas indra , saya merasa tersindir . Hufh , , Sering kasih nasehat tapi malah diri ini patut di nasehati . Dan artikel ini bukan bertujuan untuk menggurui , karena saya lebih pantas untuk di guru-i . :-)
Tapi mungkin ini pantas untuk kita jadikan bahan renungan . Secara saat ini Indonesia dan dunia lagi di timpa krisis ekonomi yang hebat .
Mengeluh memang sifat yang manusiawi . Sehingga pantas jika kita mengeluh . Toh kita bukan malaikat yang tidak punya nafsu atau keinginan . Kita punya nafsu dan keinginan tersebut , maka kita akan mengeluh jika kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan . Atau jika kita mendapatkan suatu ujian .
Namun agaknya ayat berikut patut kita jadikan renungan . Sunnguh manusia diciptakan bersifat suka mngeluh . Apabila ditimpa musibah dia berkeluh kesah . Dan apabila dia mendapat kebaikan (harta) dia menjadi kikir . (Q.S. 70 : 19-21)
Berarti wajar jika kita berkeluh kesah ? Bukankah itu sifat manusia sebagaimana telah disebutkan dalam Al-Quran ? Nah , , dalam ayat selanjutnya :Kecuali orang - orang yang melaksanakan shalat . Mereka yang tetap setia melaksanakan shalatnya . Dan Orang - orang yang dalam hartanya disiapkan bagian tertentu . Bagi orang (miskin) yang meminta dan yang tidak meminta . Dan orang - orang yang mempercayai hari pembalasan . Dan orang - orang yang takut akan adzab dari Tuhannya . (Q.S. 70 : 22-27)
Masih shalat ? Masih menunakan zakat ? Masih takut akan adzab Allah ? Lalu masihkah kita berkeluh kesah jika kita termasuk golongan yang tidak patut untuk berkeluh kesah ?
Mungkin hanya Anda yang bisa menentukan jawaban terbaek bagi diri Anda .
Namun sebagai penutup , ijinkan saya menulis sebuah hadist yang bersumber dari Imam Muslim rahimahullah .Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin bahwa semua urusannya baik, yang demikaian itu tidak terjadi pada siapapun, kecuali untuk orang mukmin, jika menimpanya sesuatu yang menggembirakan bersyukurlah ia maka adalah kebaikan baginya, dan jika menimpanya sesuatu yang menyusahkan bersabarlah ia maka adalah kebaikan baginya.”
(HR. Muslim )
Hadist yang cukup terkenal sebenarnya . Tapi sebagai pengingat kita kembali .
Semoga artikel ini bisa menjadikan semangat baru bagi kita (penulis terutama) . Bahwa apapun yang terjadi , kita tidak boleh mengeluh . Jika memang terpaksa mengeluh , maka mengeluhlah sewajarnya dan kembali ingat ayat dan hadist di atas .
thx for :
[+]mbak restya atas artikelnya
[+]mas indra untuk artikel yang serupa
untuk adekQ :
[+]sakit jangan jadi ajang untuk mengeluh . tapi ajang untuk berjuang . setuju ? :D
Sambil nunggu shubuh (bisa juga klo di katakan g bisa tidur cz kena penyakit insomnia) , saya iseng blogwalking . Dan akhirnya mata saya tertuju pada blog yang sudah agak lama tidak saya kunjungi . Blog tersebut milik salah seorang mahasiswi IF ITB (kq bs nemu ya ? heran juga :D) . Nah , , karena artikel yang di tulis rata-rata menarik , maka saya menghabiskan waktu untuk membacanya . Hingga mata saya tertuju pada postingan yang berjudul A Dream is A Wish Your Heart Makes . Apa yang menarik dari artikel tersebut ? Bait lagu yang di ambil saya jawab . Judul lagu tersebut sesuai dengan judul artikel . Karena penasaran dengan lagu tersebut , saya putuskan untuk googling . Dan yatta . . ! ! Dapet full lyric + lagunya . Sebenarnya lagu tersebut tidak cukup untuk masuk dalam katagori well-listened bagi saya (terlalu mellow) , tp lyricnya saya liat lumayan bagus .
Berikut lyricnya :A dream is a wish your heart makes
When you're fast asleep
In dreams you will lose your heartaches
Whatever you wish for, you keep
Have faith in your dreams and someday
Your rainbows will come smiling through
No matter how your heart is grieving
If you keep on believing
the dream that you wish will come true
A dream is a wish your heart makes
When you're feeling small
Alone in the night you whisper
Thinking no one can hear you at all
You wake with the morning sunlight
To find fortune that is smiling on you
Don't let your heart be filled with sorrow
For all you know, tomorrow
The dream that you wish will come true
A dream is a wish your heart makes...
A dream is a wish your heart makes...
You wake with the morning sunlight
To find fortune that is smiling on you
Don't let your heart be filled with sorrow
For all you know, tomorrow
The dream that you wish will come true
No matter how your heart is grieving
If you keep on believing
The dream that you wish will come true
Arti dari lyric ini cukup dalam . Bait yang saya suka adalah yang ini :
Have faith in your dreams and someday
Your rainbows will come smiling through
No matter how your heart is grieving
If you keep on believing
the dream that you wish will come true
Maka jika boleh saya berkata , cita-cita (berbeda dari mimpi) saya (membangun Indonesia dan Islam) akan bisa terwujud jika kita yakin . Bagaimana jika gagal ? Maka itu telah menjadi suatu perhitungan di sisi Allah . Karena Allah melihat proses , bukan hasil . So , , jangan ragu untuk bercita-cita berbuat sesuatu yang besar . Ketika kita sudah mempunyai mimpi tersebut , maka selalu akan ada tujuan dari setiap langkah , detik , serta menit yang kita jalani .
Akhir kata , , Selamat Bercita-cita , dan Bangun kembali peradaban Islam . . ! !
Yang aku tahu, kalau bikin salah pasti dapat hukuman, entah dari mama, papa, guru, atau dari tatib. Mereka dengan senang hati menghadiahi sepaket hukuman cantik kalau aku bikin salah bahkan gratis piring yang nggak kalah cantik kalau udah tiga kali. Kesalahan dan hukuman itu memang kawan akrab. Soulmate-an gitu.
Tapi di sisi lain, aku lihat kesalahan itu…
Kesalahan itu berasal dari kata salah yang ditambah imbuhan Ke-an (sejuta rakyat indonesia juga tau!). Di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) jilid III, Kita dapat menemukan pengertian salah adalah tidak tepat, meleset dan sebagainya (panjang banget). Sedangkan kesalahan adalah bentuk kata benda dari salah yang berarti tidak sesuai dengan seharusnya.
Semua manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Kehidupan itu tidak pernah lepas dari salah. Orang yang tidak pernah berbuat salah tidak akan menunjukkan peningkatan kualitas hidupnya. Seperti yang telah kita semua ketahui, peningkatan adalah perubahan dari yang kurang baik menuju yang lebih baik. Sedangkan jika seseorang tidak pernah melakukan yang ‘kurang baik’-nya ini, maka kapan ia akan memberikan yang ‘lebih’? (sesuatu dikatakan lebih karena ada yang kurang, kan?) Kapan ia akan menunjukkan peningkatan dalan kehidupannya?
Dengan kata lain, orang yang pernah hidup tidak ada yang tidak pernah membuat kesalahan. Sebaliknya, orang yang tidak pernah berbuat kesalahan tidak pernah hidup. (Bingung, kan? Sama. Kayaknya kalimatnya sama deh. Cuma dituker tempat subjek dan predikatnya aja, iya nggak?)
Orang pernah membuat kesalahan itu PASTI. Orang yang selalu membuat kesalahan juga PASTI, pasti bodoh. Ia tidak menggunakan akal yang ia miliki untuk meminimalisir kesalahannya. Ia menyia-nyiakan hidup yang cuma datang sekali.
Ada pula orang yang suka menghindari masalah, ia takut untuk berbuat salah. Tidak salah, tapi sepanjang hidupnya akan monoton. Jalan di tempat. Seperti zombi yang hanya menurut, diminta membuat ini, maka hasilnya ini. Idealis memang, tapi tanpa sensasi. Memang tidak akan ada kemunduran, tapi kemajuan pun tidak akan diraihnya. Ibarat sedang bermain ular tangga, si pemain takut untuk mengocok dadu karena ia takut berhenti di kotak ular. Di saat yang bersamaan, ia juga tidak mengambil kemunkinan untuk maku, akhrnya ia tidak pernah mencapai kotak finish (pasti lawannya marah-marah menunggu giliran main).
Jadi, kesalahan itu adalah pengalaman yang sangat berharga. Jangan terlalu dihindari.
Satu hal yang perlu digarisbawahi, bukan karena kesalahan itu pengalaman yang baik, kita ber-revolusi menjadi manusia yang sengaja membuat kesalahan. Memang ada sensasi yang jauh lebih menarik jika melakukan kesalahan dan berhasil mangkir dari hukuman daripada menjadi orang yang terlalu patuh.
Maka dari itu ada orang-orang yang hobinya mencuri agar bisa kucing-kucingan dengan polisi (padahal mah main popolisian weh atuh), atau bolos saat ada ulangan (sst, ini pengalaman riil. Jangan ditiru, berbahaya! Mengandung gas metan yang mematikan).
Tapi hal ini sangat menyusahkan, melelahkan dan melahirkan masalah. Sepintar-pintar kita menyembunyikan nilai ulangan yang jelek, toh pasti akan ketahuan juga. Suatu saat akan ada hukuman yang datang menghampiri jika kita sengaja berbuat salah. Jangankan disengaja, yang tidak disengaja pun mungkin akan dikirimi hukuman.
Yang jauh lebih parah adalah menjadi orang yang suka mencari cari kesalahan orang lain (kayak tatib. Maaf, trauma Plist harap maklum!) Untuk yang satu ini, tidak akan dibahas sekarang.
Kalau kita sedang mengetik data di komputer, akan ada garis bawah merah yang menunjukkan kita salah mengeja (tidak berlaku untuk bahasa non bahasa inggris, bahasa prancis dan bahasa spanyol), sayangnya tidak ada garis bawah merah yang menunjukkan kita telah berbuat salah di kehidupan nyata. Di sinilah letak peran hati nurani. Hati akan menunjukkan kepada kita benar dan salah.
Kalau sedang bermain game, kita salah mengambil langkah, dengan mudah kita klik undo dan kesalahan itu dianggap tidak pernah terjadi. Atau jika kita bingung, daripada meneruskan game yang semakin sulit karena langkah yang salah, lebih baik kita ulangi dari awal, tinggal klik restart level dan semua masalah sirna.
Kadangkala, kita merasa ada sesuatu yang salah dalam diri atau hidup kita yang memang sejak awal sudah salah. Kita tidak bisa seenakanya klik undo atau restart level. Indahnya jika options ini ada di kehidupan nyata. Berhubung tidak, kita hanya tinggal menjalani apa yang telah kita perbuat, meneruskannya dan memperbaikinya. Karena, ada hukum perkembangbiakan kesalahan, “kesalahan tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat diminimalisir (dengan KB virus kesalahan), tapi kesalahan dapat diciptakan dengan mudah setiap saat (perkembangbiakannya cepat, terjadi ledakan penduduk virus kesalahan)”
Banyak yang mengeluh: “hidup susah”. Banyak juga yang ‘pasrah’ dan melakoni hidup tanpa
gairah. Banyak juga yang merasa tidak punya harapan, dan bahkan bermimpipun tidak mampu.
Sementara itu para calon pemimpin dan politikus sedang royal menggelontorkan duit untuk memperbaiki citra diri dengan harapan bisa membangun mimpi Indonesia masa depan. Tetapi hasilnya tetap sama saja, bahwa banyak yang merasa belum punya masa depan ataupun mimpi.
Dari kejauhan, kita perhatikan Obama sebagai kandidat presiden Amerika terus memacu mimpi Amerika, dan bahkan menggunakan momentum pidato bersejarah Martin Luther King yang terkenal “ I Have a Dream” untuk mencanangkan nominasinya sebagai kandidat presiden Amerika. Obama mengangkat kembali mimpi Amerika.
Dan ‘tanpa janjian’ sebelumnya, Obama calon presiden dari partai Demokrat seolah saling bersaut-sautan dengan Sarah Palin calon Wakil Presiden dari kubu Republik terlihat memberi semangat dan membangun kegairahan Amerika. Mereka, rakyat Amerika seperti punya mimpi kembali sebagai warga negara Amerika. Mereka seperti punya masa depan kembali setelah terpuruk beberapa tahun terakhir ini.
Kita di Indonesia juga ingin mimpi punya masa depan cerah sebagai warga negara Indonesia yang bangga pada negaranya. Kita ingin punya mimpi, dan kita harapkan ada yang membantu rakyat kebanyakan untuk punya mimpi yang bukan janji sorga. Kita ingin rakyat berdiri tegak percaya diri memandang masa depannya bersama Indonesia yang gilang gemilang. Tentu saja kita tidak ingin apalagi bermimpi Obama atau Palin yang membangun mimpi kita. Kita ingin pemimpin yang membangun mimpi Indonesia.
Sebagai anggota masyarakat yang baik, kita tentu ingin berkontribusi memikirkan negara dan citra negara dimasa depan. Dialog Re-Branding Indonesia pada tanggal 17 September 2008 diharapkan juga akan membuka pintu bagi kita untuk membangun mimpi masa depan Indonesia.
Terinspirasi oleh pidato Marthin Luther King, diciptakan lagu “I Have a Dream“ yang dipopulerkan oleh grup musik ABBA., yang sepenggal liriknya antara lain mengatakan “I have a dream, a song to sing. To help me cope with anything. If you see the wonder of a fairy tale. You can take the future even if you fail. I believe in angels….”.
Rasanya sudah waktunya kita bermimpi akan masa depan Indonesia. Bahkan ada ataupun tidak ada pemimpin yang memberi inspirasi, kita harus punya mimpi. I have a dream kita artikan “Indonesia have a dream”. Sekaranglah waktunya, seperti penggal lanjutan lagu I have a Dream “……When I know the time is right for me. I ll cross the stream I have a dream. I ll cross the stream I have a dream. ….”
www.kickandy.com
===============================================================================================
terkadang qt tdk tahu bahwa mimpi qt dapat qt peroleh jika qt mw berusaha sedikit lgi . Namun rasa putus asa dan kemustahilan yg menyebabkan mimpi tetap menjadi mimpi.
saya ini sedang futur ,
terbukti dengan ogah-ogahan datang ke pengajian tiap pekan dengan alasan klasik kuliahlah, lelahlah, kerjalah, sibuklah, inilah, itulah.
saya ini sedang futur ,
jarang baca buku tentang Islam, lagi demen baca koran .
dulu tilawah tidak pernah ketinggalan sekarang satu lembar udeh lumayan .
tilawah sudah tidak berkesan, nonton layar emas ketagihan .
saya ini sedang futur ,
mulai malas sholat malam, jarang bertafakkur .
ba'da shubuh, kanan kiri salam, lantas kembali mendengkur .
apalagi waktu libur, sampai menjelang dzuhur .
saya ini sedang futur ,
lihat perut semakin buncit, karena junkfood dan pangsit .
kalo infaq mulai sedikit dan mulai pelit , apalagi shaum sunnah, perut rasanya ogah
saya ini sedang futur ,
tak lagi pandai bersyukur , seneng disanjung dikritik murung
saya ini sedang futur ,
malas ngurusin da'wah, rajin bikin ortu marah
sedikit sekali muhasabah, sering kali meng ghibah
ya..saya memang sedang futur
mengapa saya futur......???
mengapa tidak ada satu ikhwah pun yang menegur dan menghibur??
kenapa batas-batas mulai mengendur??
kepura-puraan, basa basi dan kekakuan subur??
kenapa di antara kita sudah tidak jujur??
kenapa ukhuwah di antara kita sudah mulai luntur??
kenapa di antara kita hanya pandai bertutur??
Ya Allah..berikan hambaMu ini pelipur
agar saya tidak semakin futur
apalagi sampai tersungkur...
ente tau ane lagi futur .
sedikit dzikir, banyakan tidur belajar ngawur, IP pun hancur
shohib- shohib kagak ada yang negur
ente tau ane lagi futur
hati beku, otak ngelantur mikirin orang se-dulur,
diri sendiri kagak pernah ngukur
ente taulah ane sekarang
seneng duduk di kursi goyang, perut kenyang hati melayang ,
mulut sibuk ngomongin orang, aib sendiri nggak kebayang
ente tau ane bengal
bangun malem sering ditinggal , otak bebal banyak mengkhayal,
udeh lupa yang namanya ajal
ente tau ane begini
udah sok tau, seneng dipuji ngomong sok suci kayak murrabi, kagak ngaca diri sendiri
ente tau ane gegabah
petantang petenteng merasa gagah, diri ngaku-ngaku ikhwah kalo mo muhasabah,
diri ini nggak beda sama sampah
ente tau ane sekarang udah kalah di medan perang
ane pengen pulang kandang,
ke tempat ane dulu datang
nb: buat semua saudaraku....kunjungilah saudaramu tengoklah dia barang sebentar....
mungkin keimanannya sedang berada diujung tanduk
mungkin keimanannaya sedang dipertaruhkan..
raihlah dia..rengkuhlah dia . .
ajaklah dia bersama melihat terbitnya fajar kebangkitan Islam
ajaklah dia bersama menuju cinta NYA menuju surgaNYa menuju ampunan NYA
janganlah sibuk dengan diri sendiri pedulilah dengan sekelilingmu
pedulilah dengan mereka yang mengharap datangnya secercah cahaya
jadilah orang yang bermanfaat untuk orang-orang disekitarmu
didapat dari :
Milis Daarut Taugiid : Mon, 7 Mar 2005
semoga Allah memberi kekuatan dan kesempatan untuk mencintai dan dicintaiNya.
Ketika saya mengikuti suatu training yg diadakan sekolah saya dalam rangka perpisahan, ad satu hal yg sangat membekas d hati saya. Saat itu sang trainer bertanya, "WHICH ONE ARE YOU, I HAVE TO LEARN or I CHOOSE TO LEARN?" Dan teman" saya pun terbagi menjadi dua bagian yaitu antara I HAVE TO LEARN dgn I CHOOSE TO LEARN. Sebagian besar dari teman" saya masuk k kelompok I have to Learn.
Pada dasarnya, pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yg simple namun jawaban dari pertanyaan tersebut menggambarkan mindset dari org tersebut. Ketika org menjawab I HAVE TO (something) maka dalam pikiran org tersebut melakukan pekerjaan tersebut adalah suatu keharusan. Dan dia tidak memiliki pilihan yg laen selain melakukan pekerjaan tersebut (saya mengambil contoh belajar [learn]). Pada akhirnya org dg mindset I HAVE TO akan membebani pikirannya sendiri. Maka ketika dia tidak melakukan pekerjaan tersebut, dia akan merasa sangat terbebani.
Berbeda dengan I HAVE TO, I CHOOSE TO menggambarkan mindset seorang yg dewasa. Karena ketika dia memilih I CHOOSE TO, hal itu berarti ad bnyak pilihan" yg ad d luar dia. Namun dia tetap memilih pekerjaan yg ingin dia lakukan (belajar contohnya). Dia memilih pekerjaan tersebut bukan karena org tua menyuruh. Bukan pula karena keadaan memaksa dia untuk melakukan pekerjaan tersebut. Akan tetapi dia melakukan pekerjaan tersebut karena dia tahu ap yg dia lakukan beserta konsekuensinya.
Dari pertanyaan trainer tersebut, saya jd berpikir. Betapa banyak org" d skitar qt yg cenderung melakukan sesuatu karena keharusan. Entah keharusan yg d sebabkan oleh org tua, lingkungan, maupun hal yg laennya. Akibatnya qt bs lihat betapa bnyak org yg harus kuliah karena org tua. Harus Kerja karena punya keluarga. Atau hal" yg lainnya. Dampaknya pun bs terasa. Ketika kuliah dapet nilai jelek dan tidak dapat mengikuti mata kuliah yg diajarkan maka dia akan menyalahkan org tua yg telah membuat dia masuk k jurusan tsb. Pun ketika seseorang yg merasa harus kerja karena punya keluarga. Pada saat dia capek dan letih, dia akan menyalahkan keluarganya yg telah membuat dia bekerja. Tapi bukan berarti saya menganjurka untuk tidak bekerja, kuliah, dsb. Namun saya ingin menekankan bahwa apapun yg qt jalani saat ini adalah PILIHAN qt. Bukan paksaan dari org laen. Sehingga ketika qt menjalani pilihan tersebut dan mendapatkan konsekuensinya (baek ato buruk) qt harus siap. Tanpa menyalahkan linkungan, org laen, bahkan mungkin ALLAH. SO,,WHICH ONE DO YOU PREFER?? ^^
UNAS yg akan dihelat pada tgl 22-24 April 2008 untuk jenjang SMA ternyata telah berubah menjadi sesuatu yg amat sangat ditakuti. Bahkan mungkin lebih ditakuti daripada Allah maupun orang tua qt. Hal ini terbukti dari tindakan para siswa SMA yg menghalalkan segala cara "hanya" untuk meraih nilai yg tinggi pd saat UNAS. Tidak sedikit siswa yg"membeli" jawaban dari para calo atau "hanya" mengandalkan contekan dari teman yg lebih pintar. Segala cara dan strategi disiapkn untuk menempuh UNAS. Parahnya, strategi2 yg dipersiapkn lebih kepada "Bagaimana cara mencontek tanpa ketahuan oleh pengawas" atau "Bagaimana cara membuka HaPe pada saat UNAs berlangsung". Suatu hal yg patut amat sangat disayangkan dilakukan oleh seorang siswa. Karena selama ini didikan untuk berlaku jujur setiap ujian diajarkan dan sekarang seolah itu menguap begitu saja. Ditambah lagi adanya dukungan dari guru serta orangtua untuk mencontek. Sehingga siswa akan merasa bahwa yg mrk lakukan adalah "benar". Secara implisit, guru [sy mengambil contoh skolah sy krn sy yg mengalami sendiri, entah d skul laen. tp kt tmn sy smw skul sama aj kondsinya] menganjurkan murid yg pintar untuk "membantu" murid yg sedang-sedang saja. Alasan yg dikemukakan adalah bahwa tidak ad salahnya "membantu" teman hanya pada saat ini saja. Dan lagi-lagi hal ini merupakan ironi krn trnyata apa yg bliau2 ajarkan slama ini dipatahkan kmbali oleh ucapan bliau2 itu sendiri. Peran orang tua dalam "menyukseskan" anaknya pd saat UNAS pun tak diragukan lagi. Mrk sanggup menggelontorkan uang bnyk untuk memperoleh jwbn UNAS.
Melihat fenomena ini sy jd mrasa trenyuh krn trxt ap yg slama ini d ajarkan d skul sia-sia belaka. Bgitupun usaha murid untuk les disana-sini. Seolah-olah smw itu tdk ad gunanya krn pd akhirnya mrk lbh memilih mencontek daripada berusaha sendiri. Dan sy jd bertanya-tnya, "Mengapa hal ini bs terjadi?". Ternyata jwbn sy hampir sama dgn jwbn salah seorang guru sy [yg jg "terjebak" dlm kondisi ini] yaitu bhwa selama ini pendidikan d Indonesia terlalu bergantung pada "NILAI". Tingkat kesuksesan dan keberhasilan d Skul d tentukan oleh NILAI itu. Apabila seorang murid dpt nilai yg bgs mka guru tak segan2 memberi pujian atau hadiah. Sebaliknya, ketika murid dapet nilai yg pas-pasan atau d bwh SKM mka guru "mngejek" murid trsbt d dpn klas [suatu hal yg dialami oleh tmn sy]. Sy memberi tanda petik pada kata mengejek krn yg dmksd dsini tak hanya ejekan scara gamblang tp jg scr tidak lngsng. Seperti membandingkan antara murid satu dgn murid laen yg lbh bgs nilainya. Akibatnya, murid akan terpacu untuk mendapatkan nilai sebagus-bagusnya tanpa peduli cr yg dy lakukan halal atw tdk. Yah,,bahasa kerennya menghalalkan sgala cara gtu.. Hal ini berlanjut hingga UNAS. Smw murid takut mrk akan mendapat nilai jelek [yg ditandai dgn ketidaklulusan] sehingga mrk melakukan cara2 seperti yg telah d sebutkan d atas. Murid yg pintar, krn mrasa akan d jauhi oleh teman2nya apabila tdk memberi jwbn, akhirnya ikut terseret untuk melakukan hal yg "baek" ni.
Sekolah sbg institut pendidikan smestinya tdk mebiarkan ini jika mrasa murid2nya sudah sanggup lulus dalam ujian nasional ini. Dan trxt ,sepanjang yg sy lihat, jstru sekolah meberi fasilitas kpd murid untuk melakukan kecurangan2. Mskpn scara tdk langsung. Sekolah melakukan ini [menurut saya] disebabkan oleh ingin mendapat grade sekolah yg tinggi. Dan lagi-lagi ini merupakan persoalan NILAI. Sy mrasa iri ktika salah seorang guru saya menceritakan hal yg sebaliknya ktika bliau menjaga d salah satu sekolah katolik. G ad yg namanya contek-mencontek atau menoleh. Smw berjalan bgitu tertib. Bhkn ktika ad murid yg kliatan ksusahan dan guru say amencoba membantu dgn memberi jwbn, trxt hal itu tdk d lakukan oleh murid tersebut. Ktika sy tx knp hal itu bs terjadi, guru sy mnjwb bhwa mrk mmpunyai ke-PD-an yg tinggi shingga mrasa takut jika ad org laen yg mmberi jwaban. Iy kalo bnr, lha klo salah?? Mgkn itu yg ada d pikiran mrk. Dan rupanya hal ini tdk terdapat pada diri qt sbg org pribumi. Qt lbh percaya pd jwbn org drpd jwbn sndr. Pun ktika jwbn tmn qt tdk slalu bnr tp te2p diikutin aj. Hal ini yg patut qt ubah pd pendidikan d Indonesia. Jk qt ingin bangsa qt maju 10-20 tahun yg akan dtg, maka ubah paradigma pendidikan saat ini jg. Smakin lama qt mengubah, maka smakin lama pula bangsa ini bangkit dari keterpurukan.
===================================================================================
Nb: Bwt tmn2 yg mw UNAS,,,,smgt iaakk.... Believe urself.... Get the best with ur own mark
Sebenarnya kebahagiaan, kesengsaraan, kecemasan dan ketenangan manusia muncul dari dalam dirinya sendiri. Ia sendirilah yang memberi warna pada kehidupannya dengan warna2 yg cemerlang atau yg pudar, sebagaimana warna cairan mirip dengan warna wadah yg diisinya.
Dlm Hadits disebutkan : Barangsiapa ridha maka baginyalah keridhaan, dan barangsiapa benci maka baginyalah kebencian (HR. Tirmidzi)
Setiap urusan itu tunduk kepada anggapan seseorang. Jika qta mau maka dapat qta jadikan ia sebagai pembersih dan anda rela, dan kalau qta mau maka dapat qta jadikan ia sebagai kebinasaan dan qta marah. Sesungguhnya suatu pekerjaan yang sama
yang dikerjakan oleh orang yang berlainan jiwanya, nilainya akan berlainan. Renungkanlah kedua ayat ini :"Di antara orang-orang Arab Badui itu
ada orang yang memandang apa yang
dinafkahkannya (di jalan Allah), sebagi
suatu kerugian, dan dia menanti-nanti
marabahaya menimpamu, merekalah yang
akan ditimpa marabahaya. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui"
"Di antara orang-orang Arab Badui itu
ada orang yang beriman kepada Allah dan
hari kemudian, dan memandang apa yang
dinafkahkannya (di jalan Allah) itu,
sebagai jalan untuk mendekatkannya
kepada Allah dan sebagai jalan untuk
memperoleh doa Rasul. Ketahuilah,
sesungguhnya nafkah itu adalah suatu
jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri
(kepada Allah). Kelak Allah akan
memasukan mereka kedalam rahmat
(surga)Nya; Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang " (QS. At
Taubah 98-99)
Mereka sama-sama menyerahkan harta yg diminta. Namun yg satu menganggap hal itu sebagai beban yang merugikan dan dibenci, serta berharap orang yg menerimanya itu mendapat kebinasaan. Sedang yang lain menganggap hal itu sebagai zakat yang disukai yang dengan menunaikannya dapat membersihkan jiwa, serta mengharap doa yg baik setelah
pelaksanaannya. Nilai suatu pekerjaan, sangat berkaitan erat dengan pikiran di otak dan perasaan yang berkecamuk dalam jiwa. Sebenarnya pikiran kitalah yang membentuk pribadi kita. Dan arahan pikiran kita adalah factor utama yang menentukan perjalanan hidup kita. Kalau kita memikirkan kebahagiaan, kita akan bahagia. Kalau kita berpikiran
sedih, kita menjadi sedih. Kalau kita berpikiran takut, kita menjadi takut. Kalau kita memikirkan sakit, mungkin kita akan menjadi sakit.
Wallahu alam bissawab………..
Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya. Pekerja itu berteriak-teriak, tetapi temannya tidak bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja. Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada di bawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya. Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu
lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang kedua pun memperoleh hasil yang sama. Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil batu kecil lalu
melemparkannya ke arah orang itu. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena
merasa sakit, temannya menengadah ke atas? Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.
Alloh kadang-kadang menggunakan cobaan-cobaan ringan untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Seringkali Alloh melimpahi kita dengan rahmat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Karena itu, agar kita selalu mengingat kepadaNya, Alloh sering menjatuhkan "batu kecil" kepada kita..