Mitos Uang : Bagian II

Bagian ini merupakan kelanjutan dari bagian I yang sudah saya post sebelumnya. Yang terdapat di bagian ini adalah klimaks dan permasalahan yang terjadi setelah Oliver memulai sistem perbankan miliknya. Ini bukanlah akhir dari 'dongeng' tentang mitos uang. Masih ada bagian berikutnya yang berisi pendapat dari Louis Even serta apa yang saya dapat setelah membaca cerita ini.

9. Sebuah Masalah Arimatika


Uang dari Oliver beredar dengan cepat di pulau tersebut. Perdagangan, karena dipermudah oleh adanya uang, pun meningkat dua kali lipat. Semua orang bahagia. Si bankir pun mulai mendapat status dan rasa hormat dari kelima orang tersebut.


Tetapi, mari kita lihat… Mengapa si Tom tampak murung? Karena Tom, sama seperti teman-temannya, telah menandatangani surat perjanjian kepada Oliver. Dalam waktu satu tahun, $200 + $16 bunga harus dikembalikan. Tetapi Tom hanya menyisakan beberapa dolar sekarang, dan waktu untuk membayar sudah semakin dekat.

Sudah lama juga dia bimbang.. Oliver meminjamkan $1000 kepada mereka berlima, tetapi uang yang harus dikembalikan adalah $1080. Sekalipun mereka berlima mengembalkan semua uang di tangan kepada Oliver, mereka masih kekurangan $80. Tak seorang pun memiliki $80 ini.

Memang mereka yang memproduksi barang, tetapi mereka tidak memproduksi uang. Oliver pada dasarnya bisa mengambil alih seluruh pulau ini, karena mereka berlima sama sekali tidak sanggup membayar kepada Oliver sesuai perjanjian.

Tom pun mulai berdiskusi dengan keempat temannya, Tom berhasil menjelaskan kepada mereka tentang anehnya sistem ini. Teman-teman Tom mulai mengerti, dan mereka pun memutuskan untuk mengadakan pertemuan dengan Oliver.

10. Bankir Yang Baik Hati

Lima orang ini pun berdebat dengan Oliver tentang masalah ini.


“Mana mungkin kami sanggup membayar $1080 kalau semua uang yang eksis hanya $1000?”

Oliver mendengarkan dengan tenang, dan kemudian menjawab kepada mereka, “Bankir yang baik selalu beradaptasi dengan keadaan. Mulai sekarang kalian hanya perlu membayar bunganya saja kepadaku. Pokok pinjaman bisa Anda simpan terus.”

“Maksudnya $200 pinjaman kami dianggap lunas?” Tanya salah satu dari mereka.

“Tentu saja tidak. Bankir tidak akan menghapuskan hutang. Yang saya maksudkan adalah mulai sekarang Anda hanya perlu membayar bunganya saja, $80 per tahun kepada saya. Mungkin di antara kalian ada yang kekurangan uang karena kurangnya perdagangan. Kalau begitu, organisasikan komunitas Anda seperti sebuah bangsa. Buat sebuah sistem kontribusi, yaitu apa yang kita sebut dengan pajak. Orang yang punya lebih harus membayar lebih, dan yang kekurangan membayar lebih sedikit.”

Kelima orang ini pun pergi dengan diam, tetapi dalam hati mereka masih bingung.

11. Oliver Yang Bersuka-Ria


Oliver kembali sendiri. Dia berpikir: “Bisnis lagi bagus. Orang-orang ini memang pekerja yang rajin, tetapi mereka bodoh. Ketidaktahuan dan kenaifan mereka adalah kekuatan saya. Mereka meminta uang, dan yang saya berikan kepada mereka adalah rantai perbudakan.”


“Tentu saja, mereka bisa saja membuang saya ke laut. But hei… Saya punya tanda tangan mereka. Mereka orang-orang jujur, mereka akan menepati perjanjiannya. Orang jujur dan pekerja keras memang ada di dunia untuk diperbudak para ahli finansial.”

“Oh Mammon! Saya merasakan kegeniusan perbankan merangkai keseluruhan hidupku. Oh Tuanku! Betapa benarnya kamu saat kamu berkata: Izinkan saya mengontrol uang sebuah negara, dan saya tidak peduli siapa yang membuat hukumnya. Sayalah tuan di pulau ini karena sayalah yang mengontrol uangnya.”

“Jiwaku penuh dengan antusiasme dan ambisi. Aku bisa mengenalikan seluruh alam semesta. Apa yang aku, Oliver, lakukan di sini bisa aku lakukan terhadap seluruh dunia. Oh! Andaikan saja saya bisa meninggalkan pulau ini, saya tahu pasti saya bisa mengendalikan seluruh dunia tanpa perlu mengenakan mahkota raja.”

“Kebahagiaan tertinggi saya adalah kalau saya bisa menerapkan filosofi ini di pikiran orang-orang yang akan memimpin masyarakat: bankir, industrialis, politisi, reforman, guru, jurnalis, dll, semuanya akan menjadi budakku. Publik akan merasa puas hidup dalam perbudakan di saat para elit di antara mereka akan menjadi pengawas mereka.”

12. Biaya Hidup Yang Tak Terjangkau


Situasi perlahan-lahan bertambah buruk di pulau ini. Produksi memang meningkat, dan aktifitas barter turun ke minimum. Oliver menerima bunga pinjamannya secara teratur. Yang lain harus berpikir bagaimana menyisakan uang untuknya. Dengan demikian, uang tidak benar-benar beredar dengan bebas.

Mereka yang membayar lebih banyak pajak memprotes. Mereka menaikkan harga jual barangnya sebagai kompensasi atas kerugiannya. Mereka yang tidak membayar pajak akhirnya harus menghadapi biaya hidup yang terus meningkat. Bila seseorang akhirnya bekerja untuk yang lain, dia akan terus-menerus meminta kenaikan gaji untuk memenuhi ongkos hidup yang terus meningkat.


Moral sudah sangat rendah, tidak ada lagi kesenangan dalam hidup. Tidak juga semangat dalam bekerja. Untuk apa juga? Penjualan sangat sulit. Kalaupun menjual, akhirnya harus membayar pajak. Ini benar-benar sebuah krisis. Dan kelima orang ini saling menuduh satu sama lain bahwa mereka menuntut terlalu banyak sumbangan dari yang lain.

Suatu hari, Harry, yang duduk merenungkan situasi mereka, akhirnya tiba pada sebuah kesimpulan akhir. Perubahan sejak kedatangan si perancang sistem moneter baru mereka telah merusak segalanya di pulau itu. Tentu saja, mereka berlima juga memiliki kesalahan, tetapi tetap saja sistem dari Oliverlah yang menyebabkan kerusakan terbesar.

Harry berhasil menjelaskan kepada teman-temannya. Satu demi satu dari mereka akhirnya paham, dan mereka pun memutuskan untuk mengadakan pembicaraan lagi dengan Oliver.

13. Diperbudak Oleh Oliver


Pertengkaran hebat pun terjadi.

“Uang benar-benar kurang di pulau ini kawan, karena Anda mengambilnya dari kami! Kami membayar dan membayar, dan tetap saja kami berhutang sama banyaknya seperti sebelumnya. Kami sudah bekerja dengan sangat keras, tetapi kondisi kami bahkan lebih buruk dibanding sebelumnya. Hutang! Hutang! Yang ada pada kami hanyalah hutang!”


“Oh, kawan, bicaralah yang masuk akal! Kehidupan kalian sudah lebih baik, terima kasih kepadaku. Sistem perbankan yang baik adalah aset terbaik sebuah bangsa. Tetapi supaya bisa berfungsi maksimal, Anda harus mempercayai bankirnya. Datanglah padaku seperti datang pada ayahmu. Apakah uang yang Anda inginkan? Tidak masalah, simpanan emasku masih cukup untuk menerbitkan ribuan dolar yang lain. Saya akan meminjamkan kepada kalian seribu dolar lagi, Anda tinggal menjaminkan aset Anda kepadaku.”

“Jadi sekarang hutang kami menjadi $2000! Dan kami harus membayar dua kali lipat bunga sepanjang sisa hidup kami!”

“Ya, benar --- Tetapi saya akan meminjami kalian lagi saat nilai properti Anda meningkat. Kalian tidak perlu membayar saya apapun selain bunga. Kalian bisa menggabungkan semua hutang kalian menjadi satu, kita akan menyebutnya konsolidasi hutang. Kalian bisa menambah hutang itu, tahun demi tahun.”

“Dan menaikkan pajak, tahun demi tahun?”

“Tentu saja, tetapi pendapatan Anda kan juga akan meningkat setiap tahun.”

“Jadi, semakin pulau ini maju karena usaha kami, semakin besar hutang publik kami!”

“Iya, emangnya kenapa! Sama seperti di manapun di peradaban yang lain. Tingkat peradaban sebuah komunitas selalu bisa dilihat dari seberapa besar ukuran hutang mereka kepada bankir.”

14. Srigala Memakan Domba


“Itukah yang namanya sistem moneter yang sehat, Pak Oliver?”


“Bapak-bapak, semua uang yang baik adalah berbasis emas, dan muncul dari bank dalam bentuk hutang. Hutang nasional adalah hal yang baik. Ini akan mencegah kalian merasa puas diri. Ini akan membuat pemerintahan manapun lebih bijak, yang diturunkan oleh bankir. Sebagai bankir, sayalah obor cahaya peradaban di pulau ini. Sayalah yang akan mendikte politik dan mengatur standar hidup kalian.”

“Pak Oliver, kami bukan orang berpindidikan, tetapi kami tidak ingin peradaban seperti itu di sini. Kami tidak akan meminjam satu sen pun lagi dari Anda. Tidak masalah uang baik atapun tidak baik, kami tidak ingin lagi bertransaksi denganmu.”

“Bapak-bapak, saya benar-benar kecewa dengan keputusan kalian. Tetapi bila kalian mengingkari perjanjian ini, ingat, saya punya tanda tangan kalian. Bayar saya semuanya – pokok pinjaman dan bunga.”

“Tetapi itu mustahil, Pak. Kalaupun kami mengembalikan semua uang yang ada di pulau ini, kami masih tidak bisa melunasinya.”

“Saya tidak bisa membantu. Kalian sudah menandatangani perjanjian ini sebelumnya, bukan?”

“Berdasarkan isi kontrak, dengan demikian saya berhak menyita semua properti kalian. Kalian harus mentaati apapun yang saya katakan sekarang. Kalian akan terus mengeksploitasi pulau ini, dan terus melayani saya. Sekarang kalian keluar! Dan tunggu perintah dari saya besok.”

15. Mengendalikan Media


Oliver tahu pasti siapa yang mengendalikan uang, dialah yang mengendalikan bangsa. Tetapi dia juga sadar, untuk mempertahankan kekuasaan, sangat penting untuk mempertahankan agar masyarakat tetap bodoh, dan terus mengalihkan perhatian masyarakat ke hal yang lain.

Oliver mengamati bahwa dari 5 orang itu, 2 termasuk konservatif dan 3 adalah liberal.

Harry, yang termasuk netral di antara mereka berlima, menyadari bahwa mereka semua memiliki kebutuhan dan aspirasi yang sama, menyarankan agar dibentuk sebuah perserikatan bersama, untuk memberikan tekanan kepada penguasa. Serikat semacam ini, tentu saja tidak diizinkan oleh Oliver. Ini akan berarti akhir dari kekuasaannya. Tidak ada diktator dan ahli finansial manapun yang sanggup menghadapi masyarakat yang bersatu, masyarakat yang terdidik.

Dan dengan demikian, Oliver pun mulai menciptakan perpecahan di antara mereka. Dia membiayai dua jenis Koran. “The Sun” untuk para liberal, dan “The Star” untuk para konservatif.


Topik umum “The Sun” adalah: Penderitaan terjadi karena kaum pengkhianat konservatif telah menjual kepentingan bersama kepada perusahaan besar. Dan topik umum “The Star” adalah: Hancurnya negara, bisnis pada umumnya, dan hutang publik adalah karena tanggung jawab para liberal.

(bersambung)

Teruntuk Orang Mulia

Salah satu dari beberapa nasihat abi saya yang masih saya ingat adalah perbedaan antara orang mulia dan orang biasa.

Apa yang dianggap biasa dilakukan oleh orang biasa, boleh jadi dianggap tercela jika dilakukan oleh orang yang mulia

Sebagian besar manusia ketika menganggap seseorang sebagai sosok yg mulia (atau jika dia belum sampai ke taraf mulia, anggap saja lebih baik dari kebanyakan orang) maka tidak mengharapkan adanya cela terhadap sosok tersebut. Sekalipun tak ada manusia yang tanpa cela.

Berkaca dari pengakuan salah seorang anggota DPR yang ketahuan membuka video porno, yang jadi masalah bukanlah apakah beliau sengaja atau 'tidak' sengaja untuk membuka video tersebut. Akan tetapi kapasitas beliau sebagai salah seorang kader dari partai yang mengaku sebagai bersih ini. Apapun alasan beliau, agaknya akan sulit bagi masyarakat untuk 'memaafkan' beliau. Pun jikalau 'termaafkan', stigma partai tempat beliau bernaung sudah tercoreng. Untuk kader partai, hal-hal seperti ini 'mungkin' tidak menggoyahkan keyakinan mereka untuk setia kepada partai. Akan tetapi bagaimana dengan pandangan orang awam? Apa yang mereka ketahui akan selalu berdasarkan informasi yang beredar di media. Maka bukan salah mereka jika nanti yang tertanam di dalam pikiran mereka adalah hal-hal semacam ini:

Ternyata semua partai sama saja ya. 'Bersih' itu hanya self-proclaimed.

Atau yang lebih menusuk lagi:

Orang yang katanya islami ternyata suka nonton video porno. Apa bedanya dengan orang biasa?

Dan saya yakin hampir seratus persen, sama yakinnya dengan ketika program saya sudah bug-free, bahwa itu yang kebanyakan orang pikirkan saat ini. Lalu apa yang sebaiknya dilakukan? Well, saya bukanlah seorang yang cukup mulia untuk menasihati para asatidz di partai tersebut, hanya saja saya ingin mengulang kembali apa yang abi saya sampaikan di awal:

Apa yang dianggap biasa dilakukan oleh orang biasa, boleh jadi dianggap tercela jika dilakukan oleh orang yang mulia

Hal inilah yang harus dicamkan terhadap setiap kader partai tersebut, apalagi yang bukan kader 'grass-root'. Begitu Anda memutuskan bergabung dengan partai itu, berarti Anda harus sudah siap untuk 'dicap' sebagai orang mulia. Tolong berhenti berpikir bahwa apapun yang Anda lakukan itu adalah hak Anda. Sebaliknya, tolong pikirkan apa dampak atau efek jika Anda melakukan suatu hal. Jika Allah tidak cukup membuat Anda takut, cukup Anda ingat dampak dari perbuatan Anda untuk anak-anak Anda. Tidakkah mereka malu melihat bapaknya dicap sebagai seorang yang porno? Yang korup? Apabila itu tidak cukup membuat Anda sadar, maka saya meragukan niat Anda ketika masuk ke partai tersebut. Atau malah niat sebagian besar kader dari partai tersebut.


Kuala Lumpur, 11 April 2011
Di sela-sela waktu break lunch


----

[+] Untuk informasi, yang bersangkutan sudah mengundurkan diri. Dan saya salut kali ini. Semoga menjadi pelajaran bagi beliau.

Mitos Uang : Bagian I

Ketika membaca serial BBB karya Darwis Tere-Liye yang di posting hampir setiap hari di facebook milik beliau, disitu beliau membahas tentang asal mula bank, walau hanya satu paragraf. Namun dari satu paragraf tersebut saya jadi teringat kembali akan karangan Louis Even yang berjudul "Money Myth Exploded". Kebetulan saat itu saya membaca versi terjemahannya di artikel ini. Membaca ulang artikel itu, saya berkesimpulan bahwa artikel ini harus disebarluaskan. Kenapa? Agar kita sadar asal muasal bank, bagaimana mereka mengambil keuntungan, dan apa yang sebenarnya terjadi. Well, ini memang hanya sebuah cerita yang tidak seberapa panjang. Manfaat yang akan Anda dapat, tergantung dari sejauh mana Anda memahami inti dari cerita ini. Dan yang paling saya harapkan, setelah membaca cerita ini Anda menyadari bahwa dinar dan dirham sudah sepatutnya menjadi nilai tukar disamping uang. Berhubung ceritanya sedikit panjang, saya akan membaginya menjadi 2 bagian. So, go grab your snack and your tea, and have a nice time reading this article.

--------
Judul Asli : MONEY MYTH EXPLODED
Pengarang : Louis Even


1. Korban Kapal Tenggelam


Karena suatu kecelakaan sebuah kapal tenggelam. Pada akhirnya, tinggal 5 yang selamat, mereka menaiki sebuah rakit dan dibawa oleh arus ombak.
Kelima orang ini: Frank, si tukang kayu. Paul, seorang petani. Jim, peternak. Harry, penanam agrikultur. Dan Tom, seorang mineralogist.

2. Sebuah Pulau Yang Diberkati


Bagi kelima orang ini, menginjakkan kembali kaki ke daratan, bahagianya ibarat baru bangkit dari kuburan. Syukurnya pulau yang mereka datangi ini adalah tanah yang subur. Jim, si peternak, sepenuhnya yakin dia bisa beternak dengan baik binatang-binatang di pulau itu. Paul juga meyakini tanah di pulau ini mudah untuk ditanami. Harry menemukan bahwa beberapa pohon buah-buahan di sana, bila dirawat dengan baik, akan menghasilkan panen yang lumayan. Pulau itu juga penuh dengan pohon, Frank si tukang kayu akan dengan mudah mendapatkan kayu dan mulai membangunkan rumah-rumah. Dan si Tom, walaupun kekurangan alat kerja, tapi dengan keahliannya, masih sanggup menambang secara sederhana kekayaan alam di sana.

3. Kekayaan Yang Sebenarnya

Inilah mereka yang sedang bekerja. Si tukang kayu membangun rumah dan perabotan. Awalnya mereka mencari makanan seadanya. Tetapi dengan berlalunya waktu, tanah-tanah mulai dikerjakan dengan rapi di ditanami, dan si petani pun mulai bisa menikmati panennya.


Waktu terus berlalu, dengan kerja keras dari kelima orang ini, pulau yang mereka datangi ini pun menjadi semakin kaya. Kekayaan mereka bukanlah dalam bentuk emas atau kertas uang perbankan, tetapi kekayaan dari barang-barang yang benar-benar memiliki nilai, kekayaan dalam bentuk makanan, pakaian, hunian, dan segala yang lain yang diperlukan oleh manusia.

Setiap orang mengerjakan apa yang dia bisa. Surplus dari produksinya mereka saling bertukar satu sama lain. Walaupun kehidupan tidak gampang, karena masih banyak hal lainnya yang mereka nikmati sebelumnya sebelum kapal mereka tenggelam sekarang masih tidak ada, tetapi setidaknya mereka sekarang terbebas dari yang namanya pajak, atau rasa takut akan sitaan harta. Mereka hidup dengan sulit tetapi setidaknya bisa menikmati buah dari pekerjaan mereka.

Sambil berupaya untuk hidup, mereka tetap berdoa, berharap suatu hari mereka bisa kembali lagi berkumpul dengan keluarga mereka seperti dulunya.

4. Sebuah Ketidaknyamanan Yang Serius

Dengan berlalunya waktu, akhirnya mereka menemukan sebuah hal yang sangat menggangu, mereka tidak memiliki uang sebagai medium pertukaran yang lebih baik. Produk yang mereka pertukarkan, tidak selalu ada di tangan saat sebuah transaksi dijalankan. Contoh, kayu yang diberikan kepada petani tidak bisa dibayar oleh si petani sebelum 6 bulan masa tanam berakhir. Kadang-kadang lagi, seseorang memiliki sesuatu yang nilainya lebih besar daripada yang barang yang ada di tangan rekan dagangannya.


Orang-orang ini, walaupun mereka tahu cara memproduksi barang, kekayaan yang sebenarnya, tetapi bagaimana menciptakan uang, simbol dari kekayaan, adalah di luar kemampuan pikir mereka. Tentu saja, orang-orang berpindidikan juga kadang-kadang sama, demikian juga para pejabat di pemerintahan, semuanya tidak tahu bagaimana uang harus diciptakan.

5. Datangnya Seorang Pendatang

Suatu hari, saat kelima orang ini sedang duduk-duduk di pantai, mendadak datang sebuah kapal kecil dengan seorang penumpang. Orang ini ternyata adalah seorang korban yang selamat dari kapal lain yang juga tenggelam, nama orang ini adalah Oliver.


Bahagia karena memiliki teman baru, kelima orang ini memperlakukan dia dengan sangat baik, dan mereka pun bercerita kepada Oliver tentang kesulitan mereka karena tiadanya uang untuk digunakan.

“Oh, beruntunglah kalian” Kata Oliver, “Karena saya sebenarnya adalah seorang bankir. Dalam waktu singkat, saya akan merancang sebuah sistem keuangan yang saya jamin akan memuaskan kalian semua. Kalian akan mulai kembali ke peradaban.”

Kelima orang ini pun bersyukur luar biasa atas datangnya bankir tersebut, ibarat malaikat yang diutus oleh Tuhan. Bukankah kita-kita, yang hidup dalam peradaban yang maju, memang terbiasa memuja para bankir, sang penguasa dan darah dari sistem finansial kita?

6. Dewa Peradaban


“Oh Bapak Oliver, sebagai bankir kami, tugas Anda satu-satunya adalah menjaga uang kami, Anda tidak perlu bekerja di lapangan.”


Oliver mulai mengambil barang-barang yang dia selamatkan dari kapalnya yang tenggelam, kertas dan sebuah mesin cetak, lengkap dengan tintanya, dan juga sebuah tong besar.

Tong ini, kata Oliver, “Berisi harta yang paling berharga… Emas!”

“Wow…. Hebat, benar-benar malaikat utusan Tuhan. Barang kuning ini, walaupun lebih sering disembunyikan dan tidak kelihatan, tetapi senantiasa memiliki kekuasaan yang amat besar, bahkan bisa mempengaruhi nasib dari sebuah bangsa."

“Kawan-kawan, emas ini lebih dari cukup untuk kalian semua. Tetapi emas ini tidak untuk disirkulasikan. Emas harus tersembunyi. Emas adalah jiwa dari uang yang sehat, dan yang namanya jiwa selalu tidak kelihatan. Saya akan menjelaskannya nanti saat Anda mendapatkan suplai uang Anda yang pertama.”

7. Galian Rahasia


Oliver bertanya kepada kelima orang ini tentang berapa kira-kira yang mereka butuhkan untuk memulai perdagangan, dan mereka menjawab “$200 sudah cukup.”

Kelima orang ini bahagia sampai tidak bisa tidur, dalam kepala mereka sekarang penuh dengan gambaran emas di tangan mereka.


Oliver sendiri, bekerja penuh semangat karena bahagianya dia akan nasibnya sebagai bankir. Mula-mula dia menggali sebuah lubang untuk meletakkan tong yang berisi emas itu. Kemudian dia pun sibuk mencetak uang-uang kertas $1 baru sebanyak $1000.

“Hebat, betapa sederhananya membuat uang. Semua nilainya datang dari produk yang bisa dibelinya. Tanpa produksi, kertas-kertas ini sebenarnya sampah. Kelima customer saya yang naïf tidak menyadari ini. Mereka benar-benar berpikir uang ini nilainya datang dari emas. Kebodohan mereka adalah alasan mengapa saya adalah tuan mereka.”

Besoknya, kelima orang ini pun menghampiri Oliver.

8. Siapa Pemilik Uang Ini?


Lima set uang sudah siap di atas meja.


Oliver berkata, “Sebelum Anda mengambilnya, saya ingin perhatian dari Anda. Basis dari uang ini adalah emas. Dan emas yang saya simpan adalah emas saya. Konsekwensinya, uang ini adalah uang saya. Tapi jangan bersedih, saya akan meminjamkannya kepada Anda. Namun, Anda harus membayar bunga. Mengingat uang sangat susah didapat, saya rasa 8% tidaklah terlalu tinggi.”

“Oh, tentu saja, Pak Oliver,” Kata kelima orang itu.

Oliver menyambung, “Hal yang terakhir kawan, bisnis adalah bisnis, walaupun antara kawan akrab. Sebelum Anda mengambil uang ini, masing-masing dari Anda harus menandatangani surat ini. Anda berjanji akan membayar bunga dan juga pinjaman pokok, bila tidak saya akan memiliki hak untuk menyita aset Anda. Tentu saja, ini hanya formalitas. Properti Anda tidaklah menarik bagi saya, saya hanya ingin uang. Saya yakin saya akan mendapatkan uang saya kembali, dan Anda juga tidak akan berpisah dengan harta Anda.”

“Hm, masuk akal Pak Oliver. Kami akan bekerja lebih keras lagi supaya bisa membayar Anda kembali.” Dan kelima orang ini pun mengambil uang tersebut dan mulai menggunakannya.

9. Sebuah Masalah Arimatika


Uang dari Oliver beredar dengan cepat di pulau tersebut. Perdagangan, karena dipermudah oleh adanya uang, pun meningkat dua kali lipat. Semua orang bahagia. Si bankir pun mulai mendapat status dan rasa hormat dari kelima orang tersebut.


Tetapi, mari kita lihat… Mengapa si Tom tampak murung? Karena Tom, sama seperti teman-temannya, telah menandatangani surat perjanjian kepada Oliver. Dalam waktu satu tahun, $200 + $16 bunga harus dikembalikan. Tetapi Tom hanya menyisakan beberapa dolar sekarang, dan waktu untuk membayar sudah semakin dekat.

Sudah lama juga dia bimbang.. Oliver meminjamkan $1000 kepada mereka berlima, tetapi uang yang harus dikembalikan adalah $1080. Sekalipun mereka berlima mengembalkan semua uang di tangan kepada Oliver, mereka masih kekurangan $80. Tak seorang pun memiliki $80 ini.

Memang mereka yang memproduksi barang, tetapi mereka tidak memproduksi uang. Oliver pada dasarnya bisa mengambil alih seluruh pulau ini, karena mereka berlima sama sekali tidak sanggup membayar kepada Oliver sesuai perjanjian.

Tom pun mulai berdiskusi dengan keempat temannya, Tom berhasil menjelaskan kepada mereka tentang anehnya sistem ini. Teman-teman Tom mulai mengerti, dan mereka pun memutuskan untuk mengadakan pertemuan dengan Oliver.

10. Bankir Yang Baik Hati

Lima orang ini pun berdebat dengan Oliver tentang masalah ini.


“Mana mungkin kami sanggup membayar $1080 kalau semua uang yang eksis hanya $1000?”

Oliver mendengarkan dengan tenang, dan kemudian menjawab kepada mereka, “Bankir yang baik selalu beradaptasi dengan keadaan. Mulai sekarang kalian hanya perlu membayar bunganya saja kepadaku. Pokok pinjaman bisa Anda simpan terus.”

“Maksudnya $200 pinjaman kami dianggap lunas?” Tanya salah satu dari mereka.

“Tentu saja tidak. Bankir tidak akan menghapuskan hutang. Yang saya maksudkan adalah mulai sekarang Anda hanya perlu membayar bunganya saja, $80 per tahun kepada saya. Mungkin di antara kalian ada yang kekurangan uang karena kurangnya perdagangan. Kalau begitu, organisasikan komunitas Anda seperti sebuah bangsa. Buat sebuah sistem kontribusi, yaitu apa yang kita sebut dengan pajak. Orang yang punya lebih harus membayar lebih, dan yang kekurangan membayar lebih sedikit.”

Kelima orang ini pun pergi dengan diam, tetapi dalam hati mereka masih bingung.

(bersambung)

Quotes of the Day

Recent Comments

Followers

Shev's bookshelf: read

OutliersKetika Cinta Bertasbih5 cmLaskar PelangiSang PemimpiEdensor

More of Shev's books »
Shev Save's  book recommendations, reviews, favorite quotes, book clubs, book trivia, book lists