Kenapa harus Menyesal?

Once you choose, don't ever regret it.
- Historina Safitri Hakim

Diantara salah satu sifat jelek saya adalah gak mau kalah dengan orang lain. Apalagi ketika saya mempunyai kemampuan untuk mendapatkan hal tersebut, tetapi tidak saya lakukan karena pilihan yang berbeda. Sebagai contoh, ketika masa-masa awal internship, saya pernah merasa 'menyesal' kenapa tidak melamar untuk magang di petronas. Karena dalam bayangan saya saat itu, dan sebagian besar teman saya, bahwa dengan diterima magang di perusahaan ternama, maka untuk mencari kerja bisa jadi lebih mudah. Ternyata kenyataan tidak semanis pengharapan. Beberapa teman saya yang magang di perusahaan besar bercerita kalau ilmu yang mereka dapat tidak sebanyak dengan mereka yang magang di perusahaan kecil. Dan tentu saja, perusahaan kecil disini bukan perusahaan yang skala UKM di Indonesia, melainkan perusahaan yang jaringannya sudah multinasional sekalipun jumlah karyawan tidak seberapa. Akhirnya saya menyadari bahwa saat itu saya sudah membuat pilihan yang tepat.

Apa yang saya rasakan saat awal internship itu, rupanya saya rasakan lagi saat ini, ketika masa job hunting untuk para fresh graduate. Mungkin saya harus belajar untuk lebih bersyukur lagi kali ya. Saya merasakan sedikit rasa iri ketika teman-teman saya bercerita perusahaan tempat mereka akan bekerja dan salary yang akan mereka terima. Rasa iri ini muncul karena jika saya mau, saya yakin insya Allah saya bisa mendapatkan hal yang sama, atau bahkan lebih. Darimana keyakinan itu datang? Pertama, anjuran dari mereka yang sudah diterima di berbagai perusahaan. Mereka berkata kalau mereka saja bisa, maka seharusnya saya pun bisa. Kedua, karena beberapa dari mereka ada yang meminta bantuan saya untuk menyelesaikan soal interview. Dan mereka lolos.

Bermula dari application process yang lumayan ribet, karena saya belum officially graduated, dari situ sempat berulang kali saya berpikir untuk melepas saja tawaran scholarship dan mencari kerja saja sebagai gantinya. Berpikir sendiri ternyata masih bingung, maka saya berdiskusi dengan senior dan kawan. Tapi hasilnya pun sama saja. Saya masih tetap belum mantap untuk melanjutkan studi. Jika bukan karena dorongan dari orangtua saya, maka saya pasti sudah melepas tawaran itu. Hingga akhirnya saya pun pasrah dan melakukan hal yang sama seperti saat saya memilih universitas, meminta petunjuk dari Dia yang Maha Tahu akan Segalanya. Apa yang saya minta simple saja, jika memang melanjutkan studi adalah jalan yang terbaik buat saya, maka saya minta agar dimudahkan jalan menuju kesana dan jika tidak, maka saya minta petunjuk untuk jalan yang terbaik bagi saya. Dan ternyata jalan yang dimudahkan adalah melanjutkan studi. Jadi sudah tidak seharusnya saya mundur saat ini, karena saya yakin inilah jalan saya. Dan jika saya merasa kurang atas apa yang saya dapat saat ini atau yang akan datang, semoga begitu membaca postingan yang ini saya kembali teringat, bahwa tidak seharusnya saya menyesal atas pilihan saya sendiri. Karena ini jalan saya, dan akan saya buktikan bahwa saya tidak akan kalah dengan mereka yang memilih untuk bekerja. Let's see !!

Labels: ,

0 comments:

Post a Comment

It is my pleasure to get your best respond through your comment

Quotes of the Day

Recent Comments

Followers

Shev's bookshelf: read

OutliersKetika Cinta Bertasbih5 cmLaskar PelangiSang PemimpiEdensor

More of Shev's books »
Shev Save's  book recommendations, reviews, favorite quotes, book clubs, book trivia, book lists