Katarsis I

Jika engkau terlalu sering makan di rumah makan mewah,
sesekali makanlah di warung kecil pinggir terminal
Jika engkau terlalu sering naik taksi atau mobil mewah,
sesekali nikmatilah berdesakan di dalam bus padat
Jika engkau terlalu sering berbelanja di mall atau supermarket megah,
sesekali rasakan indahnya berbelanja dan menawar di pasar rakyat
Jika engkau terlalu sering tidur di atas kasur empuk dan mewah,
sesekali nyenyaklah di pelataran masjid
Jika engkau terlalu sering berdiskusi dengan teman berbaju bagus,
sesekali bercandalah dengan anak kecil dan bapak di pinggir jembatan

Tidak, bukan untuk membuktikan dirimu peduli

Hanya sekedar untuk .. melembutkan hati*


Ketika membaca postingan ini, saya jadi teringat ketika beberapa hari yang lalu belanja ke pasar besar disini untuk mencari bahan membuat pecel yang lebih murah jika dibanding dengan di supermarket dengan salah seorang kawan saya. Saat itu, saya benar-benar terkejut karena keadaan di pasar itu jauh lebih buruk daripada supermarket yang biasa saya kunjungi. Bagaimana tidak, pasar ikan dan pasar sayur saling berpunggungan (yang saya maksud disini adalah jika pasar ikan menghadap ke utara, maka pasar sayur menghadap ke selatan dalam satu lot, entah apa katanya benar atau tidak). Bau amis dari pasar ikan langsung tercium ketika saya baru saja masuk. Maka suatu hal yang lumrah jika saya muntah saat itu juga karena gak kuat dengan baunya. Tapi karena tidak mau membuat pagi saya menjadi pagi yang buruk hanya gara-gara bau amis itu, saya mencoba untuk menahannya dan saya berhasil..!! Setelah beberapa menit di pasar besar tersebut, sepertinya hidung saya mulai terbiasa terhadap bau tersebut dan rasa ingin muntah sudah hilang dengan sendirinya.

Saat itu saya berpikir, ternyata di Melaka sekalipun masih banyak orang yang tidak menggantungkan hidupnya di supermarket. Saya dulu membayangkan bahwa di negara-negara maju, keberadaan pasar akan tergantikan dengan supermarket yang semakin menjamur. Dan saya menganggap hal itu benar, hingga beberapa hari yang lalu. Saya lalu berpikir bagaimana jika teman-teman saya (yang rata-rata orang berada) masuk dan belanja di pasar tersebut. Salut jika bisa untuk betah berada disitu dalam setengah jam saja. Memang ketika saya mencoba membandingkan antara kenyamanan dan kemudahan yang di tawarkan di supermarket, pasar besar bisa saja kalah. Bagaimana bisa membandingkan AC dengan bau amis? Barang-barang yang sudah tersusun rapi sehingga kita tidak harus mondar mandir hanya untuk mencari satu barang saja dengan lot yang berantakan? Namun ketika saya berpikir lebih jauh lagi, tidak selamanya supermarket jauh lebih baik daripada pasar rakyat. Interaksi antara pedagang dan pembeli bisa jadi salah satu nilai tambah di pasar besar. Selama 30 menit di pasar itu saya bisa berkenalan dengan 2 TKI Indonesia yang sudah lama tinggal di malaysia. Salah satunya berasal dari Tulungagung. Coba bandingkan dengan 2 tahun belanja di supermarket tanpa menambah kenalan satu orang pun. It's worth, isnt it?

Well, saya memang bukan termasuk orang yang kaya, tapi tinggal di lingkungan orang yang kaya saring membuat saya terlupa bahwa masih banyak orang yang tidak merasakan kenikmatan yang saya rasakan saat ini. Maka melihat ke bawah membuat mata saya terbuka dan hati saya terasa lebih lembut. Bahwa banyak orang yang bersusah payah untuk mendapatkan sesuap nasi. Dan tentu saja, ini mengingatkan akan orang tua saya yang sudah susah payah menyekolahkan saya di sini. In the end, keinginan saya untuk mandiri menjadi lebih besar. Bukan karena ingin melepaskan diri dari orang tua sehingga dapat berbuat apa saja, tapi lebih kepada perasaan bersalah saya yang telah membebani orang tua saya hingga saat ini dengan tanpa memberikan hasil yang memuaskan. Mengulang kembali apa yang ada di awal entri ini, jika anda terlalu sering mendapat kenikmatan, cobalah sesekali merasakan kesusahan. Maka dengan begitu anda akan merasakan bahwa hidup tidak selamanya seenak yang terlihat.

* credit goes to one of kaskuser

Labels:

0 comments:

Post a Comment

It is my pleasure to get your best respond through your comment

Quotes of the Day

Recent Comments

Followers

Shev's bookshelf: read

OutliersKetika Cinta Bertasbih5 cmLaskar PelangiSang PemimpiEdensor

More of Shev's books »
Shev Save's  book recommendations, reviews, favorite quotes, book clubs, book trivia, book lists