Lanjutkan Pendidikanmu

Prolog:

Dulu saya pernah bertanya-tanya, untuk apa seorang wanita membutuhkan pendidikan yang tinggi jika nanti 'hanya' akan menjadi seorang ibu rumah tangga? Toh, untuk menjadi seorang ibu tidak harus menjadi seorang sarjana. Lalu ilmu yang didapat sampai sarjana, apa ada manfaatnya? Masih mending kalau jurusan yang diambil berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial, bagaimana dengan anak teknik sipil misalnya? Mau diajarin membuat bangunan? Dan karena pertanyaan diatas pula saya sempat membuat jengkel beberapa orang. Rupanya Allah baru memberi jawaban beberapa saat yang lalu melalu note di Facebook seorang teman. Jawaban itu bisa anda simpulkan sendiri setelah membaca note beliau di bawah ini:


Lanjutkan Pendidikanmu, Lalu Jadikan Itu Bermanfaat

Waktu itu, sekitar tahun 2000, datang seorang mahasiswi kepada seorang dosen. Dia menghampirinya dengan wajah yang muram, dan kemudian berkata,"Pak, beasiswa Program Magister dan Doktor saya lolos". Hanya itu saja kata2 yang keluar dari mulutnya, tanpa diikuti ekspresi apapun dari wajahnya. Padahal di luar sana berjuta - juta orang memimpikan pencapaian ini. Sang dosen tertegun, kemudia dia berkata, "Bagus dong dek, kamu bisa bikin bangga banyak orang, dan itu merupakan jalan hidup yang sangat baik. Lalu apa yang membuat kamu terlihat bimbang dek?"

Akhirnya mahasiswi itu bercerita kepada sang dosen. "Pak, sekolah hingga S2 dan S3 merupakan cita-cita saya sejak kecil, ini adalah mimpi saya, tidak terbayangkan rasa bahagia saya saat memperoleh surat penerimaan beasiswa ini. Tapi pak, saya ini akhwat, saya wanita, dan saya bahagia dengan keadaan ini. Saya tidak memiliki ambisi besar, saya hanya senang belajar dan menemukan hal baru, tidak lebih. Saya akan dengan sangat ikhlas jika saya menikah dan suami saya menyuruh saya untuk menjadi ibu rumah tangga. Lalu, dengan semua keadaan ini, apa saya masih harus sekolah?? saya takut itu semua menjadi mubazir, karena mungkin ada hal lain yang lebih baik untuk saya jalani."

Pak dosen pun terdiam, semua cerita mahasiswinya adalah logika ringan yang sangat masuk akal, dan dia tidak bisa disalahkan dengan pikirannya. Dosen itu pun berfikir, memejamkan mata.

Kemudian pak dosen berkata seperti ini kepada mahasiswinya

"Dek, sekarang bertanyalah kepada hati kecil mu, apa dia masih menginginkan dirimu untuk melanjutkan pendidikan ini hingga puncak nanti.."

Sang mahasiswi bingung, dia menunduk, air mata turun dari kedua matanya, seakan dia merasakan konflik hati yang sangat besar yang saling ingin meniadakan. Dosen itu melanjutkan nasehatnya.

"Dek, saya ingin bertanya kepadamu, kapan pertama kali engkau berhadapan dengan seorang S3 dan mendapat ilmu darinya?"

"Sejak saya kuliah di ITB , Pak." Jawab sang gadis.

Kemudian dosen itu melanjutkan "Ya dek, betul, saya pun demikian, saya baru diajar oleh seorang lulusan S3 semenjak saya kuliah di kampus ini. Tapi dek, coba adek pikirkan, bahwa saat engkau memiliki anak, maka orang pertama yang akan menyapih rambut anakmu adalah seorang lulusan S3. Orang yang pertama mengajaknya berjalan adalah seorang ilmuwan tinggi, dan sejak dia mulai membaca, dia akan dibimbing dan dijaga oleh seorang Doktor. Itulah peranmu sebagai ibu nanti, apakah engkau bisa membayangkan betapa beruntungnya anak manusia yang akan kau lahirkan nanti."

Dan itulah jawaban Allah SWT melalui pak dosen. Mahasiswi itu tersadar dari konflik panjangnya, dan ia tersenyum bahagia, sangat bahagia, air matanya menjadi air mata haru, dan ia berdiri, mengucapkan terima kasih nya kepada sang dosen, dan berkata , "Pak, terima kasih, akan saya lanjutkan pendidikan ini hingga tidak satupun puncak lagi yang menghalangi saya."

Betapa hidup itu sangat berarti, dan jadikan ia bermakna. Bukan uang yang nanti akan membuatmu bahagia, tetapi rasa syukur mu lah yang akan menjadi kebahagiaan yang hakiki,.

Labels:

0 comments:

Post a Comment

It is my pleasure to get your best respond through your comment

Quotes of the Day

Recent Comments

Followers

Shev's bookshelf: read

OutliersKetika Cinta Bertasbih5 cmLaskar PelangiSang PemimpiEdensor

More of Shev's books »
Shev Save's  book recommendations, reviews, favorite quotes, book clubs, book trivia, book lists