Ilmu Bisul

Jika Anda bertanya kepada saya apa ilmu yang didapat dari sebuah bisul, ditinjau dari segi kesehatan atau hukum fisika manapun, tidak ada korelasi apapun antara ilmu dengan bisul. Akan tetapi bagi saya, bisul yang saya alami memberi saya setidaknya satu ilmu baru, secara tidak langsung tentu saja. Apa yang saya dapat bermula dari bisul yang tumbuh di kaki saya sejak beberapa hari yang lalu. Tidak ada masalah jika bisul itu terletak di tempat yang tidak strategis, seperti paha atau lengan misalnya. Sayangnya, bisul saya yang ini tumbuh di tempurung lutut sedikit melebar ke kanan. Apa bedanya ? Bayangkan saja ketika Anda sholat, dimana bagian tubuh yang pertama kali menginjak tanah pada saat hendak sujud adalah lutut, tepat di tempat itu pula terdapat luka. Sakit sekali bukan ? Itu untuk sholat, bagaimana ketika Anda jalan ? Dimana untuk berjalan lutut akan secara simultan menekuk dan melurus lagi, yang berakibat kulit di sekitar tempurung akan mengalami kontraksi dan relaksasi. Dengan kata lain, bisul saya ini seperti layangan yang ditarik dan diulur ketika saya berjalan. Jangan tanyakan kepada saya betapa tidak enaknya merasakan hal itu. Maka saat berjalan pun saya menyeret seperti orang pincang sebelah.

Efek dari bisul ini pula yang membuat saya membatalkan rencana saya sebelumnya untuk pergi ke Taylor University untuk mendukung roommate saya yang berpartisipasi di cabang basketball. Dan ini membuat saya menghabiskan weekend ini di kamar, sekalipun mau tidak mau besok atau senin saya harus pergi ke Melaka untuk mengurus persyaratan kelanjutan study saya selanjutnya. Bosan di rumah dan tidak tau harus berbuat apa, saya melakukan hal yang biasa saya lakukan saat bosan, mencari tulisan yang menarik untuk dibaca. Setelah blogwalking ke beberapa blog yang saya bookmark, saya membaca tulisan saudara Prama yang berkaitan tentang paradigma yang salah di sekolah. Saya tidak mengenal dia, sekalipun dia sekolah di STAN dan ada beberapa teman saya yang juga sekolah disana. Saya pertama kali membaca tulisan dia di kaskus dan suka ide dari tulisan yang dia pada bacaan pertama karena sebagian besar yang dia tulis, itu mirip dengan apa yang pernah saya pikirkan atau diskusikan.

Inti dari tulisan itu sebenarnya sederhana saja,

Sekolah itu tempat untuk mencari ilmu, bukan untuk mencari sertifikat. Dan ilmu yang didapat dari pendidikan itu sebisa mungkin membuat kita menjadi lebih bermanfaat kepada orang lain. Karena untuk apa Anda sekolah tinggi-tinggi, jauh ke luar negeri, jika nanti yang berhasil hanya bermanfaat untuk Anda seorang ?

Hal itu langsung membuat saya teringat dengan apa yang saya sering saya lakukan, mengajar. Sebenarnya, dibanding dengan mengajar, apa yang saya lakukan lebih ke arah memberikan les. Saya cenderung tidak bisa menolak ketika ada orang yang membutuhkan bantuan dalam memahami suatu pelajaran dimana saya cukup paham. Bahkan sekalipun saya harus datang ke rumahnya di malam hari atau dia datang ke rumah disaat itu jam santai saya, saya tetap bersedia. Bukan bayaran yang membuat saya melakukan hal tersebut, karena mereka hampir tidak pernah membayar apapun, yang saya cari adalah kebermanfaatan ilmu dari yang saya miliki. Bayangkan jika saya bisa menulis program untuk smartphone lalu ilmu tentang itu saya sebarkan, berapa banyak yang bisa mengambil manfaat dari hal kecil itu ? Dan hal yang paling menggembirakan bagi saya adalah ketika teman saya tersebut memahami apa yang saya pahami. Ini lebih terasa efek bahagianya dibanding saya hanya sekadar menerima bayaran.

Jika Anda bertanya, apakah tujuan dari tulisan ini untuk membesar-besarkan apa yang telah saya lakukan ? Well, it's not what I meant. Saya hanya ingin kita menerapkan inti dari pendidikan yang telah kita tempuh selama ini. Bukan gelar S.T, Lc.,B.Sc, Ph.D, Dr., atau apapun itu. Yang paling penting dari Anda menuntut ilmu adalah manfaat yang bisa Anda bagi setelah Anda mendapatkan ilmu tersebut. Bukankah ilmu yang bermanfaat akan menemani kita hingga di alam barzah bersama dengan amal dan doa anak yang shaleh ? Apa gunanya jika seorang yang bergelar Ph.D tapi tidak lebih bermanfaat dari seorang yang tidak tamat kuliah semacam Bob Sadino ? Apa yang Anda inginkan untuk diingat orang ketika Anda meninggal ? Tidak ada seorangpun yang akan mengingat gelar Anda. Bahkan orang akan lebih mengingat Bjarne Stroustrup sebagai inventor C++ daripada professor di Texas A&M University. Pernah dengar apa gelar Isaac Newton ? Saya jamin Anda bahkan tidak tau kalau Isaac Newton adalah seorang profesor di Trinity College. Jadi untuk apa sekolah tinggi-tinggi jika yang dicari adalah selembar kertas ?

Nah, untuk bisa berpikir seperti itu, maka peran orangtua tentu sangat dibutuhkan untuk membentuk pola pikir. Seperti apa yang saya alami. Orangtua saya selalu menekankan untuk bermanfaat bagi orang lain. Bagi umi atau abi, nilai jelek bukanlah suatu musibah. Sekalipun mereka tetap bangga ketika anak-anaknya mendapatkan nilai yang terbagus. Tidak hanya itu, abi saya bahkan mempunyai grand design untuk membangkitkan nama Islam. Salah satunya adalah dengan membangun sekolah yang bukan sembarang sekolah. Ini dimulai dari menyebar anak-anaknya ke berbagai bidang ilmu dan menyatukan mereka ketika sudah tiba saatnya. Sehingga tidak akan ada dikotomi antara ilmu dien dengan ilmu eksak. Berkaitan dengan sekolah ini pula, saya sudah mempunyai angan-angan akan seperti apa sekolah saya nanti. Visi, misi, target, dan tingkat keberhasilan. Saya akan membahas tentang sekolah ini suatu saat nanti. Sekalipun sekolah dalam pandangan saya mirip dengan yang dipikir oleh Prama disini. Well, I assume you already got the point of this post. If you did, it will be much better if you start to implement it immediately. In the end, together we will make the world better.


-----
[+] Tulisan tentang mitos uang belum sempat saya lanjutkan karena saya harus mencari beberapa data lagi yang berkaitan. Semoga bisa selesai secepatnya.

0 comments:

Post a Comment

It is my pleasure to get your best respond through your comment

Quotes of the Day

Recent Comments

Followers

Shev's bookshelf: read

OutliersKetika Cinta Bertasbih5 cmLaskar PelangiSang PemimpiEdensor

More of Shev's books »
Shev Save's  book recommendations, reviews, favorite quotes, book clubs, book trivia, book lists