Bangsa Malas atau Dibuat Malas?

Suatu kali, saya baca sebuah judul tulisan yang mengasumsikan kalau bangsa ini adalah bangsa yang pemalas. Benarkah itu?

Dalam keseharian saya, pemalas merupakan kata yang sangat akrab. Profesi guru di sekolah dengan murid yang banyak berulah membuat kata malas menjadi lazim diucapkan. Tentu saja didukung dengan kemalasan sebagian anak tersebut; malas buat PR, malas mengerjakan latihan, malas aktif saat belajar, malas ikut wirid jumat, dan sebagainya. Kadang bahkan membuat saya jadi malas menegur atau menasehati. Tapi tentu saja tidak semua anak seperti itu.

Kembali ke topic di atas, benarkah bangsa ini bangsa pemalas?

Jujur, saya tidak punya pendapat. Terlalu sulit bagi saya untuk menganalisa bangsa besar ini. Apalagi dengan ilmu cetek saya. Saya ingin mengerucutkannya pada komunitas pelajar. Bukankah pelajar salah satu stoke holder dari bangsa besar ini? Jadi; benarkah pelajar kita pemalas?

Kembali, ini adalah tulisan yang sangat subjektif. Tidak ilmiah, karena saya tidak punya data dan tidak meneliti. Ini hanya oretan hati berdasarkan pengalaman saya yang masih seupil.

Dalam bergelut di sekolah, saya melihat semangat belajar anak-anak sekolah yang rendah. Bukan sekadar melihat, saya pun merasakan hal tersebut saat harus berdiri di depan kelas dan mengajar siswa/I saya. Memang tidak semuanya, tapi sering dan berulang kali, saya mendapatkan anak yang cuek dengan pendidikannya sendiri.

Mungkin mereka membekali diri dengan kursus di luar sekolah; begitu perkiraan saya. Tetapi ternyata tidak. Saat tes atau saya uji secara lisan, mereka jauh dari harapan. Kesalahan guru, itu juga menjadi pikiran saya. Barang kali, saya lah yang tidak pandai mengajar. Untuk introspeksi, saya berdiskusi dengan guru-guru lain dan juga guru senior. Ternyata oh ternyata, problem kami sama; anak-anak yang tidak peduli dengan pendidikan mereka.

Suatu kali, di sebuah local, saya marah. Untuk kesekian kalinya, anak-anak itu menyepelekan tugas rumah yang saya berikan. Padahal, tugas tersebut menjadi bahasan untuk belajar. Kali itu, hampir semua anak di local tersebut tidak mengerjakan tugas; hanya dua tiga orang yang mengumpulkan. Padahal telah berbusa mulut saya menasehati mereka sebelumnya.

Pada saat itu, saya bilang tidak akan pernah lagi memberi mereka tugas dan nilai rapor mereka hanya bergantung pada ulangan serta ujian saja. Ancaman itu saya lakukan. Saat terima rapor, saya memberi nilai murni olahan hasil ujian dan ulangan, serta beberapa aspek lainnya; minus tugas harian. Dan seperti dugaan, dari 40 orang, nilai hitam kurang dari 50%.

Saya pun menerima kritikan dari guru-guru lain. Bahkan ada yang bilang, kalau memberi nilai seperti itu bisa dianggap guru yang bodoh; bukan muridnya. Walau ada juga teman guru yang bilang kalau penilaianku itu adalah penilaian yang paling jujur karena dia juga sadar akan kualitas murid-murid kami; dan jujur belum tentu baik (??).

Saat semester baru, saya kembali masuk ke local tersebut. Lalu menjelaskan apa yang kurang dari mereka sehingga banyak dapat merah; malas buat tugas. Serta saya tegaskan, kalau masih malas terima lagi hasil yang sama. Sukses!! Walau tidak 100% namun grafiknya naik. Anak-anak itu tidak lagi berleha-leha membuat tugas atau latihan. Nilai mereka pun meningkat.

Tapi, suatu saat berkata pemilik rental playstation kepada teman sesama guru. Banyak anak-anak sekolah kami yang main ke tempatnya saat jam sekolah, lapornya. Saat ditegur, anak-anak itu malah bicara dengan santai kalau meskipun malas-malasan nanti bakalan lulus juga; karena sekolah mereka yang baik hati akan menyediakan joki saat ujian nasional biar tidak bermasalah.

Atau, saat seorang teman bicara sama saya tentang adiknya yang tidak mau belajar padahal mau ujian nasional. Ketika dinasehati supaya belajar dan peringati kalau bakalan tidak lulus, si adik dengan enteng menjawab; nanti juga dia dapat kunci jawaban soal ujian, jadi buat apa belajar lagi. Dan teman saya bertanya, “benarkah itu?”.

Jadi ini bangsa pemalas atau bangsa yang dibuat jadi malas?


* written by Rifky disini

1 comments:

  1. entiz said...:

    thx 4 article...

Post a Comment

It is my pleasure to get your best respond through your comment

Quotes of the Day

Recent Comments

Followers

Shev's bookshelf: read

OutliersKetika Cinta Bertasbih5 cmLaskar PelangiSang PemimpiEdensor

More of Shev's books »
Shev Save's  book recommendations, reviews, favorite quotes, book clubs, book trivia, book lists